Peran umat dalam perkembangan paroki sangat besar. Tahun 1965 dipelopori oleh warga Kring Bulu Lor berdirilah Yayasan Sosial Fatima. Pertambahan jumlah umat secara besar-besaran terjadi setelah pecah peristiwa G30S. Pada tahun 1966 umat yang dibaptis mencapai 609 orang. Kemudian tahun 1968 wilayah barat Paroki Randusari berdiri menjadi paroki baru, yakni Paroki Bongsari. Berdirinya paroki baru ini terjadi pada 7 Januari 1968.
Tanggal 31 Juli 1981 Mgr. Justinus Kardinal Darmajuwana mengundurkan diri sebagai Uskup Agung Semarang dikarenakan faktor usia. Maka Romo A. Djajasiswaja, Pr yang waktu itu adalah vikaris episkopal dan romo paroki, ditunjuk sebagai pelaksana tugas uskup agung atau administrator diosesan sampai ditunjuk uskup agung baru. Nantinya pada 2 Juli 1984 Romo A. Djajasiswaja, Pr ditunjuk oleh Paus Yohanes Paulus II menjadi Uskup Bandung. Tahbisan sebagai Uskup Bandung dilaksanakan pada 11 November 1984.
Paus Yohanes Paulus II mengangkat Julius Darmaatmadja, SJ menjadi Uskup Agung Semarang. Tahbisan uskup dilakukan pada 29 Juni 1983. Sebelas tahun kemudian, tepatnya pada 26 November 1994, Mgr. Julius Darmaatmadja diangkat menjadi Kardinal. Dengan demikian Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja adalah kardinal kedua dari Indonesia. Pengangkatan ini sehubungan dengan wafatnya Mgr. Justinus Kardinal Darmajuwana pada 3 Februari 1994. Bapa Suci merasa perlu untuk mengangkat Kardinal baru, mengingat peran umat Katolik Indonesia di dunia internasional semakin penting.
Tanggal 6 April 1996 Paus Yohanes Paulus II mengangkat Mgr. Julius Darmaatmadja menjadi Uskup Agung Jakarta, menggantikan Mgr. Leo Sukoto, SJ yang wafat pada 30 Desember 1995. Tugas administrator diosesan diserahkan kepada Romo J. Harjoyo, Pr yang adalah Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, sampai ditunjuknya uskup agung baru. Tanggal 25 Mei 1997 Bapa Suci menunjuk Romo Ignatius Suharyo, Pr menjadi Uskup Agung Semarang. Tahbisan uskup dilangsungkan pada 22 Agustus 1997.
Tanggal 16 Juli 2008 Romo Johannes Pujasumarta, Pr yang adalah Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, diangkat menjadi Uskup Bandung. Beliau menggantikan Mgr. A. Djajasiswaja yang wafat pada 19 Januari 2006. Tanggal 25 Juli 2009 Paus Benediktus XVI menunjuk Mgr. I. Suharyo, Pr menjadi Uskup Agung Koajutor Jakarta. Uskup koajutor adalah uskup pendamping. Bapa Suci merasa perlu mengangkat uskup pendamping karena Uskup Agung Jakarta Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja sudah lanjut usia.
Karena Mgr. I. Suharyo bertugas di Jakarta, maka Romo Pius Riana Prapdi, Pr yang adalah Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang (pengganti Romo J. Pujasumarta, Pr yang diangkat menjadi Uskup Bandung) melaksanakan tugas sebagai administrator diosesan sampai ditunjuk uskup agung baru. Tanggal 7 Januari 2011 Paus Benediktus XVI menunjuk Mgr. J. Pujasumarta (Uskup Bandung) menjadi Uskup Agung Semarang. Romo Pius Riana Prapdi, Pr sendiri kelak akan ditugaskan oleh Bapa Suci menjadi Uskup Ketapang Kalimantan Barat (tahbisan uskup 9 September 2012).
Sekarang ini Paroki Randusari terdiri dari 8 wilayah, yakni Wilayah Matius (6 lingkungan), Wilayah Markus (5 lingkungan), Wilayah Yohanes (8 lingkungan), Wilayah Maria Fatima (8 lingkungan), Wilayah Paulus 1 (4 lingkungan), Wilayah Paulus 2 (4 lingkungan), dan Wilayah Paulus 3 (4 lingkungan).
Paroki Randusari sejak didirikan telah melewati enam zaman, yakni zaman Belanda, zaman Jepang, zaman Perang Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan reformasi. Oleh karena itu para pastor yang menggembalakan umat paroki juga silih-berganti sesuai dengan perkembangan zaman. Pada zaman Belanda hingga Perang Kemerdekaan para pastor yang bertugas di paroki kebanyakan adalah pastor-pastor Jesuit Belanda. Ada juga beberapa pastor Jesuit pribumi. Kemudian dari zaman Orde Lama hingga sekarang, sesuai dengan peningkatan jumlah pastor diosesan di Keuskupan Agung Semarang, maka terjadi "pengalihan tugas" pelayanan di paroki dari para pastor Jesuit kepada para pastor diosesan.
Kongregasi imam lain yang pernah dan sedang melayani Paroki Randusari adalah dari Misionaris Keluarga Kudus (MSF). Pastor MSF pertama yang melayani di paroki ini adalah Pastor N.G.J. Lengers, MSF (1968 - 1972). Berikut ini adalah daftar para pastor yang pernah dan sedang bertugas di Paroki Randusari beserta tahun pelayanan di paroki tersebut:
1. J. Hoebrechts, SJ (1928 - 1930) 2. Jos Dieben, SJ (1928 - 1929; 1935 - 1936) 3. P. Hoevenaars, SJ (1930) 4. A. Spekle, SJ (1930) 5. Joanes Van Beckhoven, SJ (1931 - 1934; 1940 - 1941)
6. Jack Huygens, SJ (1932 - 1934; 1936 - 1940) 7. L. Wevers, SJ (1935) 8. Hub de Kijpers, SJ (1937 - 1938) 9. H. Snijders, SJ (1939) 10. A. Prawiropratama, SJ (1940 - 1941)