Tulisan ini tidak ada kaitannya dengan seorang seniman teater Jawa yang bernama "Butet".
"Butet" yang dimaksud adalah judul lagu daerah Tapanuli yang dinyanyikan dengan penjiwaan (mood) mangandung (meratap). "Butet" sendiri adalah nama panggilan umum bagi anak perempuan dalam bahasa Batak.
Semenjak dipopulerkan oleh Emilia Contesa pada tahun 70-an, lagu rakyat ini telah melanglang buana. Konon, lagu "Butet" amat digemari di Taiwan dan wilayah Cina daratan. Ia sering dibawakan dalam acara-acara pertunjukan maupun kontes nyanyi. Tuntutan penjiwaan yang sulit menjadikannya salah satu nomor lagu yang kerap dikonteskan.
Lagu ini berkisah tentang seorang ibu yang harus menjelaskan kepada putrinya bahwa sang ayah sedang berjuang dalam perang gerilya melawan penjajah. Besar kemungkinan ia tidak akan kembali.
Lirik & Terjemahan Bebas
Butet, dipangungsian do amangmu ale butet
(Butet, di pengungsianlah papamu, ya Butet)
Da margurilla da mardarurat ale butet
(Bergerilya, serba darurat, ya Butet)
Da margurilla da mardarurat ale butet
(Bergerilya, serba darurat, ya Butet)
(II)
Butet, sotung ngolngolan rohamuna ale butet
(Butet, janganlah sedih hatimu, ya Butet)
Paima tona manang surat ale butet
(Tunggulah kabar atau surat, ya Butet)
Paima tona manang surat ale butet
(Tunggulah kabar atau surat, ya Butet)
I doge doge doge i dogei doge doge
I doge doge doge i dogei doge doge
[Ekspresi kesedihan]
(III)
Butet, tibo do mulak au amangmu ale butet
(Butet, cepat kok pulang papamu, ya Butet)
Musunta i ingkon saut do talu ale butet
(Musuh kita itu harus sampai kalah, ya Butet)
Musunta i ingkon saut do talu ale butet
(Musuh kita itu harus sampai kalah, ya Butet)