Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Agar "Lompatan Kemajuan" Itu Minim Resiko

16 Agustus 2019   18:01 Diperbarui: 16 Agustus 2019   19:01 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini membuat kita bertanya. Dalam visi "Lompatan Kemajuan" pak Jokowi, apakah yang bersedia dikorbankannya? Kalau rantai birokrasi, itu bagus. Kalau hak politik pengusung khilafah, itu bagus. Kalau peleburan kementerian tertentu, silakan saja.

Apa kata Presiden?

"Tidak ada jalan lain bagi kita semua, selain meninggalkan cara-cara lama dan beradaptasi dengan cara-cara baru . . . Undang-undang yang menyulitkan rakyat harus kita bongkar. Undang-undang yang menghambat lompatan kemajuan harus kita ubah," demikian amanat beliau.

Presiden tampaknya hendak menggunakan "Pisau Ockham" (Ockham Razor) terhadap undang-undang. Saya kurang setuju.

Yang menjadi masalah di negeri ini adalah oknum pelaksananya, bukan aturannya. Mentalitas inlander masih kuat bercokol di alam bawah sadar rakyat. Kita memiliki banyak pilar SOP yang jelas, tetapi oknum-oknum di jajaran pemerintahan membengkokkannya.

Barusan saya membaca sebuah artikel dari Kompasianer Felix Tani. Bung Felix memberitakan "Tragedi Sigapiton" dimana sekelompok masyarakat kehilangan tanah adatnya demi pembangunan kawasan wisata Danau Toba. Warga Batak Sigapiton akan terasingkan dari kultur aslinya.

Ironi lama terulang kembali, dimana orang kaya menikmati wisata elit, sedangkan, penduduk setempat hanya menonton dari luar garis. 

Saya percaya, bukan itu yang dikehendaki Pak Jokowi. Namun, faktanya itu sudah terjadi. 

Siapa yang bersalah? Namanya masih tersembunyi dalam Kitab di zaman akhir.

Apa yang Terlompati dalam Pidato Presiden

Saya mengamati, pemberantasan korupsi merupakan menjadi tumit Achiles dalam pidato beliau kali ini. Lemah, karena belum ada terobosan yang fenomenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun