Di luar mereka menunggu dalam bayang-bayang. Kamuflase merupakan salah satu keahlian mereka. Begitulah modus kejahatan mereka.
Ambil contoh perampokan nasabah bank yang keji dua Ramadan silam. Sekawanan perampok menggondol tas berisi uang Rp 350 juta dari dalam mobil Davidson Tantono (30) di jalan raya Daan Mogot, Jakarta Barat. David sendiri ditembak di kepala. Rupanya, korban telah dibuntuti sejak mengambil uang di bank BCA kawasan Kebon Jeruk.
Demi mengantisipasi perampokan pada salesman, banyak perusahaan distribusi memberlakukan kebijakan cashless atau credit-only selama bulan Ramadan. Kewaspadaan ditingkatkan, termasuk di tempat penginapan. Mobil boks harus diparkir membelakangi tembok atau saling berhadapan back-to-back.
Kejahatan lain yang kerap terjadi pada bulan puasa adalah peredaran uang palsu. Sekali lagi, para salesman-lah yang paling rentan menjadi korban dari kejahatan ini. Karena itu, ketika bulan puasa tiba, banyak doa dinaikkan agar mereka tidak kejatuhan nasib sial pulang membawa uang palsu ke kantor.
Sebenarnya tidak cukup sulit membedakan uang palsu dengan uang asli jika kita mau memperhatikan dengan saksama. Di bulan puasa banyak poster-poster cara mengenali uang palsu ditempel. Tinggal ikuti saja. Hanya saja, dipicu keletihan dan dehidrasi, serta ingin cepat-cepat menuntaskan pekerjaan, banyak yang tidak disiplin.
Kajian kriminologi menunjukkan bahwa maraknya tindak kejahatan selama Ramadan dipengaruhi oleh jurang kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan rendah sulit mendapatkan pekerjaan tetap. Kesulitan ekonomi plus pergaulan yang buruk mendorong mereka nekat melakukan kejahatan.
Itulah sebabnya, masyarakat selalu menyambut baik operasi-operasi jelang Lebaran yang diadakan Polri. Tahun ini, Operasi Pekat Jaya 2019 menargetkan pelaku-pelaku kejahatan di jalanan maupun di angkutan umum, premanisme, hipnotis, perampokan, debt collector, judi, dan lain-lain (http://tribratanews.polri.go.id; 7/5).
Tahun ini, Operasi Pekat Jaya 2019 menargetkan pelaku-pelaku kejahatan di jalanan maupun di angkutan umum, premanisme, hipnotis, perampokan, debt collector, judi, dan lain-lain.
Operasi yang berlangsung selama 15 hari di bulan puasa itu nantinya disambung dengan Operasi Ketupat. Diharapkan dengan adanya operasi gabungan tersebut, jumlah kejahatan selama Ramadan mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.Â
Masyarakat dapat berpartisipasi dengan turut menimimalkan resiko. Bila menarik uang tunai yang cukup besar, mintalah pelayanan kawal polisi dari bank yang bersangkutan. Kehadiran petugas berseragam akan menciutkan nyali perampok yang mengintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H