Maya, Penggiat Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran
      Elisabeth Maya Damayanti Kartikasari atau kerap dipanggil Bu Maya adalah seorang penggiat rohani di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Orang kelahiran Yogyakarta pada 19 Juni 1969 ini pernah bersekolah di SD Negeri Jetis Pasiraman 2 pada tahun 1975-1981, SMP Negeri 8 Yogyakarta pada tahun 1981-1984, SMA Marsudi Luhur pada tahun 1984-1987, dan IKIP N Yogyakarta pada tahun 1987-1991. Ia pernah bekerja di PT Chrisna Otorindo Abadi sebagai marketing hingga kepala cabang selama tiga tahun. Setelah menikah pada tahun 2005, ia aktif dalam kegiatan Gereja.
Awal hidupnya ia tinggal di Godean hingga sebelum menikah. Setelah menikah, ia tinggal di Pugeran sehingga mengikuti Paroki Pugeran pada tahun 2006 hingga 2010. Saat itu, ia sudah memiliki anak. Namun karena merasa udara di Pugeran kurang baik, ia berpindah ke Bantul.
Di Bantul, keluarganya berpindah-pindah paroki walaupun tempat tinggalnya tidak berpindah. Awalnya masuk ke Paroki Santo Yakobus Bantul dengan Gereja wilayah Santa Theresia Brosot selama 7 tahun. Namun, karena Gereja wilayah Santa Theresia Brosot diambil oleh paroki administratif di Kulon Progo, keluarganya ikut merasakan sebentar perkembangan paroki tersebut. Akhirnya seluruh orang dari Gereja wilayah Santa Theresia Brosot yang tinggal di Bantul dipindah lagi menuju Paroki Santo Yakobus Bantul dengan Gereja wilayah Santa Maria Rosari Pijenan selama 3 tahun.
Di wilayah Pijenan, ia semakin aktif dalam koor, lektor, paramenta, dan kelompok ibu-ibu di Gereja. Ia merasa Paroki tersebut jauh, sehingga keluarganya pindah ke Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran sejak 2020. Di Ganjuran, ia semakin aktif lagi dalam koor, menjadi katekis wilayah Santo Albertus Gunturgeni, dan menjadi seksi pewarta di sana.
Kini, ia berusaha menghidupkan kembali kerohanian orang-orang di segala kalangan usia di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Acara-acara kecil untuk menarik minat anak-anak PIA-PIR untuk menjadi imam atau suster diadakan berkali-kali. Sepertinya acara-acara tersebut menyadarkan rasa memiliki panggilan pada anak-anak sehingga  keinginan menjadi imam semakin bertambah. Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya calon seminaris pada PPDB gelombang II  2024-2025 yang memiliki 3 calon seminaris yang berasal dari Ganjuran dan semuanya diterima.
Alasan ia aktif dalam pelayanan pada bidang pewartaan adalah karena ia menyadari moral bangsa ini mulai goyah dan rusak karena pengaruh perkembangan teknologi. Terlebih jika ada anak yang menyadari panggilannya, ia berharap supaya imam di Indonesia semakin berkembang. Selain itu, pendidikan di seminari yang bisa dikaitkan pada kehidupan di bidang apa saja sangatlah baik. Dengan begitu, jika satu anak berhasil jadi imam, ia bisa mengajarkan pendidikan sesungguhnya, yaitu pendidikan kehidupan.
Bu Maya juga merasakan halangan saat menjadi pewarta. Masalah utama yang ia hadapi adalah tentang komunikasi. Saat seseorang telah dimintai tolong untuk ikut dalam acara, ada saja orang yang tidak datang. Hal itu karena orang tersebut tidak membuka gawai selama 3 hari bahkan sebulan.
Dalam segala hal, ia bersyukur menjadi seorang pewarta. Ia merasa sangat senang ketika anak-anak dapat menikmati acaranya. Keaktifan dan keantusiasan anak-anak menjadi energinya untuk terus melanjutkan pelayanannya sebagai pewarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H