“Dia… dia…”
“Dia siapa Wild? Aku ingin tahu siapa orangnya.”
“Orang itu, yang kamu tanya sekarang Nad?”
Ewild tertunduk.
“Apa?”
“Maafkan aku Nad, aku sungguh tidak bisa menahan perasaanku padamu. Selama ini aku selalu berpikir aku tidak pantas mendapatkanmu. Tapi sekarang aku lega Nad, beban itu telah terangkat dari jiwaku. Sekarang terserah kamu Nad, aku tidak memaksa agar kamu punya rasa yang sama untukku. Atau kemungkinan terburuk kamu membenciku selamanya. Aku siap Nad.”
“Cukup Wild, sekarang aku sadar cinta dan sayang bukanlah sekedar kata – kata. Tetapi cinta adalah bagaimana menyayangi dengan tulus. Dan kamu telah membuktikan ketulusan itu. Maafkan aku yang telah mengabaikan perasaan kamu Wild.”
“Jadi kamu tidak marah kepadaku?”
“Ya, aku marah!”
“Nad???”
“Aku marah kenapa kamu tidak bilang dari dulu, kenapa kamu membiarkan aku menyayangi orang lain! Kenapa hah???”