Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ungkapan Rasa Syukur Setelah Mendapat Tiket Mudik Gratis ke Medan

11 Maret 2024   23:17 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:18 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Berlebaran di Kota Medan. Foto: Milik Sendiri

Awalnya saya perkirakan Lebaran tahun 2024 ini akan sama seperti hari raya Idul Fitri beberapa tahun yang berlalu. Cukuplah berlebaran di tanah rantau, datang ke rumah mertua, dan merayakannya bersama keluarga kecil. Ternyata tidak. Kejutan itu datang disaat kepala lebih memikirkan hal lain dibandingkan pulang ke kampung halaman.

Saya merasa sangat bersyukur mendapat kabar ini. Bagaimana tidak, puasa Ramadan pun belum dimulai mendapat kabar bahagia bisa mudik ke Medan tahun ini. Apalagi biaya tiket yang diberikan untuk satu keluarga, 4 orang sekaligus. Saya, istri dan dua orang anak akan melakukan perjalanan panjang dari Jawa Barat Ke Sumatera Utara sana. Tujuannya tentu saja rumah Opung.

Kabar dapat tiket gratis ini berasal dari pesan melalui WhatsApp.

"Apa kau mau pulang ke Medan?"

"Cepat balas ya."

"Kok ditelpon, enggak diangkat."

"Sibuk apa kau sepagi ini."

Begitu pesan yang masuk. Pengirim pesan ini adalah adik nomor 5, yang usianya hanya beda setahun. Adik yang tak pernah memanggil abang, karena merasa seumuran.

Setelah dua jam kemudian, baru membaca pesan di whatsApp. Lalu, langsung menelpon. Adik saya bercerita kalau abang sulung bertanya apakah saya dan keluarga mau ikut mudik. Terutama karena anak abang sulung ingin sekali bertemu dengan sepupunya, anak pertama saya. Bersua di kota Medan. Meskipun sebetulnya bisa saja bertemu di Bandung atau Jakarta lebih dekat dengan rumah kehidupan kami saat ini.

Sempat berpikir sejenak, karena harga tiket untuk 4 orang tentu saja tidak murah. Ada rasa sedikit sungkan. Namun, menolak rejeki bukan hal yang baik. Apalagi datang dari orang terdekat. Kalau kata orang sunda, menolak rejeki mah pamali.

Merasa Bersyukur Ketika Saudara Kandung Selalu Memperhatikanmu

Dari cerita tentang mendapat tiket mudik ke Medan ini, saya ingin menyatakan tentang perasaan betapa bersyukurnya ketika memiliki saudara yang selalu memberi perhatian. Meski sudah menjalani kehidupan dengan keluarga masing-masing, baik adik, kakak, ataupun abang kerap memperhatikan dari kejauhan.

Tidak bisa dipungkiri, kalau saudara kandung adalah orang-orang yang sangat mengetahui diri kita sejak kecil. Orang terdekat yang menjadi saksi bisu masa pertumbuhan, pendewasaan, hingga memiliki keluarga. Ketika bisa hidup dengan saudara kandung yang peduli patut disyukuri. Karena keberadaannya menjadi anugerah bagi kehidupan.

Maka, penting sekali menjaga hubungan baik dengan saudara kandung. Karena bisa menjadi orang yang tak segan mengulurkan tangan disaat terjatuh. Sebaliknya selalu memberikan semangat ketika kondisi kehidupan merangkak naik. Saudara kandung adalah sosok yang menerima kondisi kita apa adanya dan menjadi "harta tak ternilai" yang akan menemani sepanjang perjalanan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun