Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rajin Melakukan Amalan Sedekah Ramadan, Tetapi Lupa Keluarga dan Tetangga Terdekat

6 April 2022   21:36 Diperbarui: 6 April 2022   21:53 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Ramadhan semakin banyak orang rajin memberi sedekah. Bahkan sangat dianjurkan dibandingkan dari bulan lainnya. Bukan hanya memberikan pribadi secara langsung, juga ada pula sedekah diberikan melalui pihak ketiga, seperti lembaga amal dan lembaga sosial kemasyarakatan.

Dasar pemberian sedekah sebaiknya dilaksanakan di bulan Ramadhan dikuatkan pula dari penjelasan hadits riwayat Anas RA, "Rasulullah SAW pernah ditanya apakah sedekah yang paling utama? Kemudian, Rasulullah menjawab, "Sedekah paling utama adalah sedekah yang dilakukan pada bulan Ramadhan," (HR Al-Baihaqi).

Mengutip nu.or.id disebutkan para ulama dari kalangan Mazhab Syafi'i mengatakan bahwa bersikap dermawan disarankan di bulan Ramadhan. Hal yang lebih utama, dilakukan ketika sepuluh terakhir bulan suci karena dijalankan Rasulullah SAW dan para ulama salaf. Alasannya karena dilakukan pada bulan yang mulia dan kebaikan tersebut lebih utama dibanding bulan lainnya.

Namun, kadangkala pemberian sedekah malah melupakan orang terdekat seperti sanak keluarga dan tetangga. Sedekah diberikan kepada orang lain yang jauh nun di sana. Sayagnya tidak menyadari atau lupa masih orang yang dikenal hidup miskin dan tidak berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Bersedekah Tanpa Melupakan Keadaan Keluarga dan Tetangga Terdekat

Kejadian sebuah keluarga yang tak mampu atau hidup serba kesulitan, jamak dikabarkan di media massa dan media sosial. Bukan fatamorgana semata. Belum lama ini publik dibikin terhenyak membaca berita ketika seorang ibu yang membunuh anak kandungnya. Faktor utamanya kondisi ekonomi yang serba tak mencukupi dan membuat sang ibu stres bukan kepalang takut akan masa depan kehidupan sang buah hati.  

Hidup semakin sulit memasuki masa Pandemi Covid-19 yang membuat keluarga yang susah makin sulit. Semakin banyak keluarga tak berpenghasilan. 

Masih ingatkah Anda dengan Kasus Yuli dan suami di Serang, Banten? Pasangan yang bekerja serabutan mengangkut sampah dengan gaji harian yang tak lagi punya penghasilan pada masa pandemi. Mereka terpaksa hidup dengan mengalami kelaparan. Akhirnya dibantu relawan setelah mendapat begitu banyak sorotan. Mirisnya, pada akhirnya Yuli meninggal dunia di tengah pemberitaan tentang keluarganya.

Selain berita kedua keluarga tersebut, ada banyak kasus kurang lebih sama dengan kondisi yang berbeda. Menariknya, pertanyaan yang sering terlontar setelah membaca atau mendengar kabar tersebut adalah "Kemana keluarga dan tetangga mereka? Kenapa tidak ada orang yang membantu keluarga tersebut?" Kalau mau dijawab lugas, semestinya ada di antara mereka.

Berdasarkan Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, "dijelaskan dari sahabat Abu Hurairah RA, ia bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?' Rasul menjawab, 'Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu."

Demikian pula Hadits riwayat An-Nasai dan At-Tirmidzi, "Dari Salman bin Amir RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim."

Sehingga, dapat dipahami kalau sedekah sebaiknya ditujukan kepada orang yang dekat baik itu sanak keluarga dan tetangga di dekat tempat tinggal kita. Karena bisa menolong mereka dan sekaligus menjaga silaturahmi. Terutama keluarga yang dikenal secara dekat bisa menjadi lebih diperhatikan dan mereka tidak berdiam diri dalam kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun