Sesungguhnya pertanyaan itu seperti pertanyaan tak perlu dijawab bagi penggerak literasi di Sukabumi. Kawan-kawan tersebut tampak mengetahui beberapa wilayah yang kondisinya sarana pendidikannya tampak runyam dan kurang perhatian. Apalagi kalau membicarakan fasilitas sekolah dan akses buku di berbagai pelosok Sukabumi. Jreng-jreng... Mau tak mau ya mereka itu menjadi pejuang untuk memberikan akses buku yang mumpuni bagi anak-anak di pelosok Sukabumi.
Daerah yang tak begitu pelosok seperti Kampung Cibiru, Desa Cicantayan, Kec. Cicantayan pun sempat runyam kalau membicarakan buku. Oh tetapi itu dulu, Kampung Cibiru sudah berdiri Rumah Baca Bambu Biru yang koleksi bukunya hingga 3.000 buku lebih lah sejak didirikan oleh kawan-kawan pada Bulan Januari tahun 2016. Taman baca tersebut hanyalah contoh yang mampu berdiri tegak mandiri menyediakan akses buku bagi anak-anak di lingkungan Kampung Cibiru.
Potret Pendidikan 3 Kampung di Sukabumi
Bagaimana kampung lainnya? Ada begitu banyak kondisi sarana pendidikan yang butuh perhatian ekstra, seperti SDN Kuta Luhur Kampung Cijangkar Desa Bantar Kalong Kecamatan Warung kiara Kab Sukabumi. Kampung Cijangkar yang lokasinya harus ditempuh dengan perjuangan tersebut pernah menjadi sasaran perhatian dari Relawan Sabumi Volunteer. Mereka pergi ke sana membantu menyebarkan buku untuk anak-anak di sana. Bahkan sampai fokus membantu seorang anak yang semangat sekolah dibalik kondisi badannya yang tidak sehat dan harus berjalan dengan tongkat ke sekolah.
"Anak-anak mah semangat kalau sekolah," Pak RT menjelaskan tentang keinginan anak-anak menempuh pendidikan. Orang tua juga mendukung pendidikan anak-anaknya, bahkan ada seorang ibu terus menjadi demi membiayai pendidikan anaknya sampai puncak tertinggi.
Merdekalah Pendidikan Anak-anak Sukabumi
Relawan yang tergabung dari berbagai komunitas yang memiliki focus pada mendukung sarana pendidikan, terutama akses buku ke kampung di pelosok Sukabumi terus bergerak. Mereka terus bergandeng tangan demi mendukung pendidikan terutama dari bahan bacaan demi memicu minat baca anak-anak di Sukabumi. Cerita tentang kondisi pendidikan selalu dihadapi dengan semangat dan tawa selalu mengalir ketika sukses memasuki kampong pelosok Sukabumi. Paling tidak, satu, dua, tiga, hingga puluhan kampong berhasil dimasuki dan melihat sendiri kondisi pendidikan di sana.
Suatu kali seorang relawan berkata, "yah walau buku tidak selalu ada, dan kantong kosong. Yang penting terus berjuanglah demi pendidikan anak-anak di Sukabumi. Toh mereka adalah generasi penerus kita." Semoga ya semoga. Merdekalah Pendidikan Anak-Anak Sukabumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI