Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kereta Api Tiga Ribu Perak Sukabumi - Cianjur

31 Maret 2016   19:04 Diperbarui: 31 Maret 2016   19:12 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber : Photo Pribadi"][/caption]Setelah tinggal di Sukabumi, Anak saya senang sekali pergi ke Cianjur dan pulang ke Sukabumi naik kereta api. Cianjur itu tempat lahir istri saya, rumah mertua tempat kami pernah tinggal sekitar 5 tahun hidup penuh cinta. Ketika pertama kali melihat, anak saya tak menyangka kalau kereta api yang asli besar sekali. Sangat berbeda dengan kereta api mainannya, paling banter seukuran tangan orang dewasa panjangnya. Dia pun takjub bukan kepalang ternyata kereta api itu bisa dinaiki oleh orang yang jumlahnya enggak kira-kira banyaknya. “Ade kira, cuma kita saja yang naik kereta api ini,” cetusnya seperti enggan berbagi dengan penumpang lain.

[caption caption="Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id "]

[/caption]Kereta api Sukabumi - Cianjur ini diberi Nama Siliwangi yang diresmikan (kembali) oleh Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sejak 19 Pebruari 2016. Kereta api Siliwangi terdiri dari 4 gerbong yang mampu menampung penumpang sekitar lebih dari 400 orang. Agar pembaca semua tahu, jalur kereta api antara Sukabumi – Cianjur beroperasi pada tanggal 10 Mei 1883 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda Statsspoorwegen.

Ongkos kereta api tersebut sangat murah. Awalnya, saya kira ongkosnya Rp10.000 atau Rp20.000 seperti kata selentingan tetangga saya. Ongkosnya ternyata eh ternyata hanya tiga ribu perak saja. Kalau bayar pakai uang Rp10.000 dapat kembalian Rp1000 untuk membayar tiket bagi tiga orang; saya, istri tercinta, dan anak laki-laki semata wayang. Sejujurnya, saya benar-benar tak menyangka, ongkos kereta api antar kabupaten ini dibandrol semurah itu, cuma tiga ribu perak per orang. Nilai ongkos tersebut terbilang setara dengan ongkos angkutan dalam kota di Cianjur.

 

Senangnya Si Kecil Naik Kereta Api

[caption caption="Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id "]

[/caption]Anak saya biasanya sangat antusias menjelang menaiki kereta api. Dia pasti bertanya, kapan kereta api akan berangkat. Tiket kereta api Siliwangi Sukabumi-Cianjur hanya dapat dibeli di stasiun dan penjualan tiket dibuka 3 jam sebelum keberangkatan. Bagi anda yang mau pergi mendadak begitu saja, kemungkinan besar akan kehabisan tiket. Tiket kereta api siliwangi ini tidak bisa dibeli di minimarket, atau tempat lainnya. Tiket hanya bisa dibeli di stasiun saja.

Penumpang kereta api Siliwangi ramai sekali. Awalnya saya kira penumpang tersebut adalah mereka yang mau pergi ke Cianjur atau ke Sukabumi. Dugaan saya ternyata salah. Selidik punya selidik, Sebagian besar penumpang ternyata hanya tamasya saja. Tamasya kereta api. Kereta api Siliwangi ini menjadi sarana liburan bagi warga Cianjur atau Sukabumi. Sekali waktu istri saya pernah bertemu temannya yang sengaja membawa anaknya untuk jalan-jalan saja. “Iya ini anak minta diajak jalan-ajalan naik kereta api. Nanti sampai Stasiun Sukabumi ya langsung pulang lagi ke Cianjur. Nah kenapa tiket sering habis? Karena dibeli oleh orang-orang yang ingin bertamasya kereta api tersebut.

 

Wungggg Wunggg Wunggg Naik Kereta Api Ke Cianjur – Sukabumi Bolehlah Bayar 3000 perak Saja

Kereta api dengan ongkos tiga ribu perak ini, jika dinaiki dari Stasiun Sukabumi maka jalur kereta api menuju ke timur yaitu ke arah Lampegan, melewati beberapa stasiun, dimulai dari Stasiun Sukabumi – Halte Randji – Stasiun Gandasoli – Stasiun Cireungas – Stasiun Lampegan. Sebelum memasuki Stasiun Lampegan, jalur kereta api akan melewati sebuah terowongan yaitu terowongan Lampegan. Kalau dari Arah Cianjur, kereta biasanya berhenti dulu di Stasiun Lampegan sebelum masuk ke terowongan tersebut.

[caption caption="Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id "]

[/caption]Terowongan Lampegan dibangun pada periode 1879 – 1882. Nama terowongan berasal dari bahasa percakapan orang Belanda ketika kereta api memasuki terowongan, yaitu ‘Lamp a gan’ yang berarti nyalakan lampu. Satu kali pegawai kereta api telat menyalakan lampu, gerbong gelap sekali. Tak ada cahaya sama sekali. Mungkin itu yang menyebabkan orang Belanda dulu mengatakan ‘Lamp a gan’. Sayangnya, ketika melawati terowongan anak saya acapkali tertidur. Jadi dia belum pernah melihat bagaimana rupa terowongan Lampengan.

[caption caption="Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id "]

[/caption]Selepas meninggalkan Stasiun Lampegan, jalur kereta api kembali bergerak menuju timur, menuju Stasiun Cianjur. Sepanjang perjalanan antara Lampegan – Cianjur, jalur kereta api akan melewati beberapa petak stasiun & halte, yaitu Stasiun Cibeber – Stasiun Cilaku – Halte Pasirhayam – Stasiun Cianjur. Ketika sampai stasiun tujuan, anak saya biasanya memperhatikan kereta api sekitar 10 menit. Dia lihat benar-benar wajah kereta api tersebut. Agar setelah tiba di rumah kakeknya, dia akan bercerita kalau kereta api yang baru saja dia naiki ukurannya besar sekali dan bunyinya tidak tut-tut-tut tetapi wuuungggg-wungggg-wunggg.......

[caption caption="Sumber : Photo Pribadi"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun