Mohon tunggu...
Dodik Suwarno
Dodik Suwarno Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengingat Peristiwa agar Tidak Terlupakan Lewat Nobar

21 September 2017   00:02 Diperbarui: 21 September 2017   00:23 3476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa yang terjadi di masa lampau atau tepatnya di tahun 1965, beberapa organisasi kemasyarakatan ,karang taruna maupun komunitas yang ada di Kediri, menggelar nonton bareng (nobar) tayangan film G30S PKI. Tayangan nobar yang berlangsung di PAUD Kelurahan Ringinanom ini, mendapat sambutan positif dari warga Kelurahan Ringinanom, yang notabene mayoritas belum pernah merasakan masa-masa era 1960an, rabu (20/09/2017)

Kardiono, selaku koordinator penyelenggara nobar tersebut, mengakui memang belum pernah merasakan masa-masa era 1960an, tetapi lewat pengetahuan di masa-masa sekolah dulu, sejarah yang tertulis dalam buku bisa menceritakan apa yang pernah terjadi di tahun 1965. Kardiono juga menginginkan generasi masa kini mengetahui sejarah bangsa ini, ketika dirinya masih duduk di bangku sekolah saat itu. Apalagi, saat ini, banyak generasi muda yang kurang mengetahui apa yang pernah terjadi di tahun 1965 dan apa yang pernah terjadi sebelum tahun 1965.

Sebagai penyelenggara, Kardiono sengaja mengundang Danramil Kota dan Kapolsek Kota untuk bersama-sama berbaur dengan warga Kelurahan Ringinanom untuk menyaksikan tayangan film tersebut. Selain itu, tayangan ini juga menggambarkan bagaimana paham komunisme itu tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia dan sangat tidak ideal dipraktekan di negeri ini.

"Sekarang ini, semua serba instant, informasi begitu mudah berkembang lewat medsos. Dulu sewaktu saya masih sekolah, tidak ada yang memperdebatkan Pancasila, tetapi sekarang "otak atik gathuk" seringkali kita jumpai. Ujungnya ,Pancasila ditabrakan dengan agama, padahal Pancasila dengan agama berbeda, apalagi Pancasila sama sekali tidak mengganggu agama," kata Kardiono dalam sambutannya.

Berbeda dengan Kardiono, selaku Ketua RW, Musrikan memang terlahir di tahun 1960an, tetapi pada waktu itu, usianya masih terlalu muda dan belum tahu apa-apa. Kendati demikian, Musrikan masih beruntung bisa mengetahui peristiwa tersebut lewat buku-buku pelajaran sejarah bangsa, ketimbang generasi masa kini.

"Kita mengadakan nobar ini ,murni hanya sekedar mengingatkan ,tidak lain tidak bukan. Harapan kita, generasi muda masih ingat apa yang sudah pernah terjadi di masa lalu. Mengingat sejarah sangat baik untuk mengetahui identitas kita, bangsa kita," kata Musrikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun