Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Nada-nada Radikal Musik Indonesia

14 Februari 2020   01:30 Diperbarui: 15 Februari 2020   03:39 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iwan Fals saat tampil pada Java Jazz Festival 2017 (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Untuk lebih jauh memahami sebuah karya musik secara totalitas memang diperlukan adanya wacana apresiatif. Karena musik itu sendiri adalah bahasa ekspresi dari perasaan sang seniman yang didalamnya -- atau apakah itu hanya berupa fantasi imajinatif belaka --  atau malah mengandung kedalaman makna nilai nilai bisa berupa pesan moralitas, spiritualitas, humanisme, atau bahkan kritik sosial atas realitas sosial yang ada di tengah masyarakatnya yang dituangkan lewat bahasa musik atau lagu.

Sempat muncul pertanyaan dari seorang teman jurnalis, ini buku musik atau politik? Sulit buat saya untuk memilah apakah ini buku musik atau politik. Musik dan politik itu bersinggungan. Karena musik itu sendiri gerak kebudayaan yang punya cakupan luas, tidak sekadar bicara estetik, juga bisa bicara soal filosofis, budaya dan politik.

Untuk itu, guna mendapatkan pemahaman tentang apa itu musik tidak cukup hanya dinikmati sebagai sekadar hiburan semata, sebab musik itu sendiri adalah bahasa ekspresi dan sarat muatan interpretatif yang memang harus diterjemahkan untuk mendapatkan kedalaman makna atas pesan dari apa yang terkandungnya didalamnya.

Musik itu tidak pernah mati. Ia akan tetap hidup direlung sanubari penikmatnya. Sebagai bentuk kreativitas seni kehadiran musik ini mengarungi ruang, waktu dan konteks zaman. Termasuk dalam hal ini, adakah nada-nada radikal musik Indonesia ini masih relevan atau menemukan kembali relevansinya secara kontekstual dengan realitas sosial saat ini.

Adapun buku ini hanyalah sebagai aktualisasi eksistensi saya yang pernah menekuni profesi jurnalis musik. Dengan satu harapan, semoga nantinya dengan terbitnya buku ini juga akan menambah referensi katalog musik Indonesia.

Alex Palit, citizen jurnalis, pendiri Forum Apresiasi Musik Indonesia (Formasi), pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Surya, Persda Kompas -- Gramedia dan Tabloid Musik ROCK, penulis buku "Rock Humanisme - God Bless and You" penerbit Elex Media Komputindo (2017) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun