Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Antara Aku, KPBUN, Nawa Cita, Bekraf, dan Pilpres 2019

11 Februari 2019   18:50 Diperbarui: 11 Februari 2019   19:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala itu, sebagai pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), saya juga berharap keberadaan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang diketuai Triwan Munaf ini sebagai perpanjangan tangan program "Nawa Cita" yang digagas Jokowi saat kampanye Pilpres 2014, yaitu  pemberdayaan industri kreatif inovatif berbasis ekonomi kerakyatan.

Di mana kala itu saya berharap pemberdayaan kreasi bambu unik "orang pinggiran" ini juga mendapat perhatian dan dirangkul oleh Pemerintah lewat Bekraf sebagai 16 subsektor ekonomi kreatif. Nyatanya harapan itu jauh api dari panggang.

Tepatnya, 12 Juli 2016, sebagai pendiri KPBUN, saya menulis artikel di Tribunnews.com berjudul "Surat Terbuka KPBUN Buat Kepala Bekraf Triawan Munaf".

Dua tahun berikutnya, saya kembali menuliskan dengan judul "Ekonomi Kreatif Bambu Unik Dicuekin Bekraf".

Saya pilih judul "Ekonomi Kreatif Bambu Unik Dicuekin Bekraf", nyatanya sejak saya menulis "Surat Terbuka KPBUN Buat Kepala Bekraf Triawan Munaf", 2 tahun lalu hingga saat ini tidak ada respon atau kabarkabari dari mantan pemain kibor grup band  Giant Step, maupun dari Bekraf.

Sebetulnya saya sendiri enggan menuliskan ulang prihal ini. Tapi lantaran saya sering dibuat trenyuh manakala atas inisiatif sendiri ada teman-teman ikut pameran untuk memperkenalkan apa dan siapa bambu unik.

Seperti dilakukan Sukarno Aryudin yang ikut tampil pamerkan bambu unik koleksinya di "Borobudur International Arts and Performance Festival 2018" yang berlangsung di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang -- Jawa Tengah, 6 -- 8 Juli 2018.

Itu pula yang kemudian mengingatkan saya kembali pada tulisan saya di Tribunnews.com, dua tahun lalu. Itu pula yang mendorong saya menulis ulang. Kala itu saya berharap Triawan Munaf juga mengapresiasi memberi perhatian khusus dan dukungan terhadap setiap upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis industri kreatif domestik terhadap keberadaan KPBUN.

Kala itu saya juga berharap pada Pemerintahan Presiden Jokowi, bagaimana keberadaan  KPBUN yang anggotanya sebagian besar adalah pekerja sektor informal, ada yang buruh tani, kuli bangun, pedagang kopi asongan, tukang cukur, penjual es tebu, es kelapa muda, tukang parkir, dan pekerja serabutan lainnya, dirangkul oleh Bekraf sebagai perpanjangan tangan Pemerintah.

Bahkan ada di antara warga KPBUN yang "orang pinggiran" mengandalkan tambahan kebutuhan hidup keseharian dari hasil jual bambu uniknya.

Tiga tahun saya berjuang untuk memperkenalkan apa dan siapa KPBUN. Atau lantaran keberadaan KPBUN yang dihuni komunitas kaum marjinal, orang pinggiran, sehingga komunitas ini nggak dilirik dan dicuekin Bekraf.

Atas dasar itu, kemudian di benak saya muncul uneg-uneg jangan-jangan memang tidak peduli dengan KPBUN.

Padahal dalam program "Nawa Cita" yang digagas Jokowi di kampanye Pilpres 2014 yaitu yaitu meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik komunitas marjinal atau orang pinggiran lewat pemberdayaan ekonomi kreatif kreasi bambu unik. Ternyata bagi KPBUN, jauh panggang dari api, atau pepesan kosong.

Mengingat saya anggap "Nawa Cita" sudah tidak bisa diharapkan lagi, tidaklah salah bila kemudian di Pilpres 2019, saya akan mendukung siapa sekiranya peduli dengan keberadaan bambu unik KPBUN.

Adalah tidak salah bila sebagai pendiri KPBUN, saya kemudian tidak menggantungkan lagi harapan itu pada capres Jokowi.

Jauh-jauh hari sebelum ada penentuan siapa capres - cawapres di Pilpres 2019, saya sampaikan ke beberapa teman admin KPBUN dan lainnya. Saya katakan secara pribadi bahwa saya mendukung capres -- cawapres yang peduli dengan keberadaan bambu unik KPBUN.

Itu komitmen sikap politik saya di Pilpres 2019, saya akan mendukung capres -- cawapres yang peduli dengan keberadaan bambu unik KPBUN.

Semoga ini tidak menjadikan salah paham dan gagal paham bagi teman-teman KPBUN yang beda pilihan politik di Pilpres 2019.

Dan terima kasih tak terhingga atas dukungan dan doanya para sedulur yang sepaham dengan perjuangan saya demi KPBUN. Semoga... Amin!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun