Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Pesan Alam Pring Dampit bagi Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno

2 Februari 2019   10:30 Diperbarui: 2 Februari 2019   11:19 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno dan pring dampit (foto Yuga)


Di kalangan pengaji deling (bambu unik) di Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) disebutkan bahwa bambu unik sebagai kitab tanpo waton ora tinulis ning iso diwoco, kitab tak tertulis tapi bisa dibaca sebagai sebagai semiotika bahasa tanda atau bahasa tanda alam.

Makanya terus terang kala saya melihat foto cawapres No.02 Sandiaga Uno pegang pring dampit dari pemberian emak-emak di alun-alun kota Demak, Jawa Tengah, Kamis, (31/1/2019), gimana gitu lho. Maksudnya adakah ini semua sebagai bahasa tanda kitab tanpa waton ora tinulis ning iso diwoco.

Untuk itu, sebagai pengaji deling, di sini saya mencoba membaca bahasa tanda dan mengungkap makna pakem apa dan siapa pring dampit sebagaimana yang ada di KPBUN.

Selain memiliki cita rasa artistik, keunikan bambu unik pring dampit ini dianggap sebagai simbolisasi keharmonisan pasangan dwi tunggal, satu dalam dua, dua dalam satu.

Setidaknya itulah representasi simbolisasi atau filosofis yang menyertai apa dan siapa di balik bahasa tanda yang tersurat dan tersirat dari bambu unik dampit dwitunggal, satu dalam dua, dua dalam satu.

Dan menyatunya dwitunggal pring dampit ini bisa diperuntukkan bagi lambang atau simbol harmonisasi pasangan suami-istri dalam rumah tangga, atau hal lain yang sifatnya saling berpasangan satu sama lain. 

Bisa pula representasi bambu dampit ini sebagai simbolisasi dwitunggal antara pemimpin dan wakilnya, seperti antara presiden dan wakil presidennya.

Dalam khasanah pengaji deling (bambu unik) Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) diyakini bahwa bambu unik yang terbentuk secara alami ini selain memiliki cita rasa artistik sebagai karya seni alami, juga ada meyakini memiliki tuah atau energi bawaan alami.

Soal keyakinan kebenaran benar tidak bahwa bambu unik ini diyakini memiliki tuah atau energi bawaan alami semua itu kembali pada keyakinan spiritual masing-masing.

Dalam khasanah pengaji deling KPBUN, dari secara fisiknya, pring dampit inipun dilambangkan sebagai simbol keharmonisan menyatunya dua batang bambu dalam satu batang utama.

Di mana dalam hubungan kehidupan manusia, pring dampit ini merupakan simbolisasi atau perwujudan dari menyatunya dua rasa, dua dalam satu, satu dalam dua.

Sehubungan saat ini adalah tahun politik Pilpres 2019, hendaknya pesan alam yang disimbolisasikan lewat bahasa bambu unik pring dampit dijadikan jimat atau pegangan bagi capres-cawapres yang bersangkutan sebagaimana makna filosofis yang direpresentasikan pring dampit yaitu dwitunggal, satu dalam dua -- dua dalam satu.  

Selain representasi simbolisasi dwitunggal, setidaknya diharapkan pula memberi resapan energi alami antara alam sadar dan alam bawah sadar bagi pasangan yang membekali diri dengan spirit energi alami pring dampit ini.

Secara bahasa tanda, bambu unik dampit bukan saja lambang atau simbolisasi perwujudan menyatunya sambung roso antar pasangan, juga simbolisasi perwujudan menyatunya sambung roso antara pemimpin tersebut dengan pemilihnya dan yang dipimpinnya.

Setidaknya itu representasi simbolisasi dan filosofi dari pesan alami dari bahasa pring dampit yang harus dimiliki menjadi bekal spiritual bagi pasangan pemimpin.

Walau masih ada beberapa spesifikasi bambu unik lain yang menjadi perpaduan pring dampit sebagai representasi simbolisasi kepemimpinan, seperti bambu unik ruas lilit sambung roso selendang mukti dan sisik naga rancang kencana.

Tapi setidaknya dari bahasa tanda pring dampit yang dipegang oleh Sandiaga Uno sebagai representasi simbolisasi pesan alam bagi pasangan capres -- cawapres No.2, Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno, terbaca sebagai pasangan dwitunggal, kompak, solid dan menyatu dalam visi misi dan langka, satu dalam dua -- dua dalam satu. Semoga!

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia, penyuka dan kolektor bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun