Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rocky Gerung dan Peradilan Socrates

1 Februari 2019   10:00 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:37 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rocky Gerung dan patung Socrates (foto ist.)

Di sini Socrates sadar bahwa peradilan yang didakwakan atas dirinya hanyalah kedok politis untuk menyingkirkan dirinya.

Memang, pastinya kita tidak bisa menyandingkan dan membandingkan atas pemeriksaan Rocky Gerung ini dengan peradilan Socrates yang terjadi 339 SM.

Tapi mungkin ada kutipan yang bisa dikutip di sini, yaitu adanya yang tidak tahan mendengar pendapatnya yang tidak populer di mata kaum "power point".

Dan di sini "Socrates Indonesia" sadar bahwa laporan atas dirinya prihal "kitab suci itu fiksi" hanyalah kedok politis yang dipakai oleh kaum "power point" untuk menyingkirkan dirinya.

Apa jadinya di alam demokrasi kebebasan berpendapat manakala kemudian gagasan, ide-ide atau pemikiran bukannya dihadapi dengan tandingan dialog argumentatif secara logika akal sehat, tapi dijawab dengan kriminalisasi.

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen "#SelamatkanIndonesia"

Rocky Gerung dan patung Socrates (foto ist.)
Rocky Gerung dan patung Socrates (foto ist.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun