Benarkah figurisasi sosok Prabowo Subianto merupakan gambaran Baladewa dalam ramalan "Ratu Adil" -- Prabu Jayabaya?
Dalam dunia perwayangan, figurisasi Baladewa yang bersenjatakan "trisula wedha; jujur -- benar - tegas" ini digambarkan sebagai sosok kesatria yang berwatak temperamental, tapi berjiwa pemaaf dan arif bijaksana.
Meski sosok Baladewa dikenal memiliki watak yang tempramental, tetapi ia dikenal tidak memiliki sifat pembenci dan pendendam kepada siapa pun.
Malah, jika ia berbuat salah tak segan-segan mengakui kesalahannya, dan dengan legowo ia selalu minta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya.
Ketempramentalan Prabowo ini sering ekspresikan prinsip-prinsip kebenaran. Ia akan bicara lantang atas kebenaran yang yakini sebagai kebenaran. Inilah watak temperamental sang Baladewa - Prabowo Subianto.
Di sini kita pun diingatkan pada kasus berita hoax aktivis Ratna Sarumpaet, yang terlanjur ia ucapkan bahwa itu hoax, langsung untuk meminta maaf.
Di sini kita diingatkan, bagaimana ia dituding, dituduh, dan difitnah terlibat dalam drama kasus penculikan aktvis pro demokrasi ultra kanan 1997/1998, penembakan mahasiswa Trisakti -- Jakarta 12 Mei 1998, Kerusuhan Mei 13-14 Mei 1998, dan isu kudeta diseputar hari-hari lengsernya Presiden Soeharto di bulan Mei 1998.
Meski tudingan, tuduhan dan fitnah ini secara manusiawi menyakitkan, tapi mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad penuh tawakal menghadapi cobaan ini, "karena ku selow, sungguh selow, sangat selow, tetap selow, santai, santai...", pinjam cuplikan lirik lagu "Selow" ciptaan Inyong Kunci yang dipopularkan oleh Wahyu, juga Via Vallen.
Di sini kita diingatkan, bagaimana ia dihianati "kacang lupa kulitnya" oleh orang yang ditolong, diantar, digotong, dan didanai dalam sebuah perhelatan pemilihan gubernur
Tapi Ketua Umum Partai Gerindra ini menghadapi pengingkaran sikap politik oleh orang yang pernah dibantu di perhelatan pemilihan gubernur ini tetap enjoy, "karena ku selow, sungguh selow, sangat selow, tetap selow, santai, santai...!"
Meski pernah menjadi komandan tempur dan pasukan anti teror saat bertugas di pasukan elit Kopassus, tapi capres No. 02 di Pilpres 2019, menunjukkan kesahajaan dan kearifannya sebagai pemimpin berjiwa kesatria dalam menghadapi lawan politiknya. Tidak grusa-grusu, pinjam ucapan Menkopolhukam Wiranto, dan "... tetap selow, santai, santai...".
Begitu saat menghadapi serangan lawan politiknya, seperti saat kita saksikan di Debat Capres 2019 (17/01), Prabowo tampil lebih enjoy, "karena ku selow, sungguh selow, sangat selow, tetap selow, santai, santai...!"
Begitu pun saat menyaksikan Debat Pilpres 2019, Â saya kembali diingatkan pada kutipan kalimat di buku "Surat untuk Sahabat" (2013). Di buku ini, Prabowo mengutip ucapan Presiden Amerika Serikat - Abraham Lincoln; "You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time, but you can't fool all of the people all of the time".
"Anda dapat membohongi semua orang untuk sementara waktu, dan membohongi sementara orang untuk selamanya, tetapi Anda tidak dapat membohongi semua orang untuk selamanya." Yang alau diterjemahkan ke bahasa Jawa kira-kira artinya; becik ketitik ala ketara.
Setidaknya dari cara ucap dan sikap capres No. 02 ini, di sini kita pun diajak untuk membaca, menafsir dan menterjemahkan, untuk kemudian menakar kebenaran figurisasi sosok Prabowo Subianto merupakan gambaran Baladewa dalam ramalan "Ratu Adil" -- Prabu Jayabaya. Semoga!
Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen "#SelamatkanIndonesia", pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H