Di sini saya hanya membaca rekam jejak digital Prabowo -- Jokowi dari Pilgub DKI Jakarta 2012 dan Debat Pilpres 2019.
Benarkah ucapan pengakuan Jokowi dilontarkan di Debat Capres 2019 (I), mengatakan, "...waktu gubernur di DKI saya tidak gunakan uang sama sekali. Pak Prabowo juga tahu mengenai itu."
Sementara kita semua tahu politik itu mahal, apalagi untuk menjadi gubernur sekelas di DKI Jakarta, pasti biayanya tidak tidak kecil, bisa mencapai puluhan atau bahkan di atas seratusan miliar rupiah yang harus digelontorkan.
Bisa jadi ucapan Jokowi itu benar, waktu pencalonan diri menjadi gubernur di Pilgub DKI Jakarta 2012, "...saya tidak gunakan uang sama sekali".
Tapi secara logika akal sehat, mustahillah kalau tidak gunakan uang sama sekali, mana mungkin! Lalu untuk blusukan kesana-kemari khan butuh biaya, uangnya dari mana dan dari siapa?
Atas ucapan pengakuan Jokowi di Debat Capres 2019 ini, saya diingatkan kembali pada sebuah pada sebuah obrolan meja makan dengan Prabowo Subianto di Hambalang, didampingi beberapa ajudannya.
Dan saya pun masih teringat dan masih terbayangkan bagaimana sambil tangan kanannya menepuk-nepuk meja makan, Prabowo mengatakan yang membiayai Jokowi adik saya, Hasyim.
Oh itu mungkin yang dimaksud Jokowi, "... waktu gubernur tidak gunakan uang sama sekali. Pak Prabowo juga tahu mengenai itu." Jadi pakai uang alias dimodali oleh Hasyim Djojohadikusumo, kalau merujuk ucapan Prabowo Subianto. Dan saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Prabowo tidak berbohong dengan ucapannya itu.
Prabowo memang tidak menyebut angka rupiah yang digelontorkan oleh adiknya Hasyim Djoyohadikusumo membiayai pasangan Jokowi -- Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2012.
Cerita inipun bisa kita ditelusuri direkam jejak digital pernak-pernik Pilgub DKI Jakarta 2012.
Tapi setidaknya kita semua tahu, biaya politik untuk pilgub sekelas DKI -- Jakarta, pasti tidak kecil, bisa mencapai puluhan miliar rupiah yang harus digelontorkan.
Ada istilah, dalam politik tak ada makan siang yang gratis, kamu dapat ini -- aku dapat apa, pasti ada konsesi-konsesi politik didalamnya.
Walau konsesi-konsesi politik ini tidak merujuk berupa hitam di atas putih, tapi konsesi politik ini merupakan bagian moralitas etika politik.
Makanya ucapan pengakuan Jokowi saat dirinya mencalonkan gubernur di DKI Jakarta 2012 tidak gunakan uang sama sekali sebagai kejujuran tanda petik, berselubung pembohongan atau pengingkaran moralitas etika politik?
Atau kenapa Jokowi tidak bicara transparan, terang benderang to the point bahwa saat dirinya mencalonkan gubernur DKI Jakarta 2012 tidak gunakan uang sama sekali dari kantong pribadinya, dan katakan sejujurnya dimodali oleh Hasyim Djojohadikusumo -- adiknya Prabowo Subianto, itu khan lebih elok dan elegan. Itu aja!
Â
Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H