Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kreatif Kreasi Bambu Unik KPBUN Dicuekin Bekraf

12 Juli 2018   11:20 Diperbarui: 12 Juli 2018   11:29 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepatnya pada tanggal 12 Juli 2016, sebagai pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), saya menulis artikel di Tribunnews.com berjudul "Surat Terbuka KPBUN Buat Kepala Bekraf Triawan Munaf". Dan hari ini di Kompasiana, saya kembali menuliskan dengan judul "Ekonomi Kreatif Bambu Unik Nggak Dicuekin Bekraf".

Saya pilih judul "Ekonomi Kreatif Bambu Unik Dicuekin Bekraf", nyatanya sejak saya menulis "Surat Terbuka KPBUN Buat Kepala Bekraf Triawan Munaf", 2 tahun lalu hingga saat ini tidak ada respon atau kabarkabari dari mantan pemain kibor grup band  Giant Step, maupun dari Bekraf.

Sebetulnya saya sendiri enggan menuliskan ulang prihal ini. Tapi lantaran saya sering dibuat trenyuh manakala atas inisiatif sendiri ada teman-teman ikut pameran untuk memperkenalkan apa dan siapa bambu unik.

Seperti dilakukan Sukarno Aryudin yang ikut tampil pamerkan bambu unik koleksinya di "Borobudur International Arts and Performance Festival 2018" yang berlangsung di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang -- Jawa Tengah, 6 -- 8 Juli 2018.

Itu pula yang kemudian mengingatkan saya kembali pada tulisan saya dua tahun lalu. Itu pula yang mendorong saya menulis ulang.    

  Kala itu saya berharap sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) -- Triawan Munaf juga mengapresiasi memberi perhatian khusus dan dukungan terhadap setiap upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis industri kreatif domestik terhadap keberadaan KPBUN.

Kala itu saya juga berharap bagaimana berharap sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) -- Triawan Munaf keberadaan  KPBUN ini juga diapresiasi dan mendapat perhatian dari Bekraf, terutama memberdayakan kreasi bambu unik yang memiliki nilai artistik ini ditangani menjadi industri kreatif inovatif bernilai ekonomis.

Mengingat KPBUN yang kini anggotanya sudah di atas 23.000 yang tersebar di Nusantara sebagian besar mereka adalah pekerja sektor informal, ada yang buruh tani, kuli bangun, pedagang kopi asongan, tukang cukur, penjual es tebu, es kelapa muda, dan pekerja serabutan lainnya. Bahkan banyak di antara mereka yang juga mengandalkan kebutuhan hidup keseharian dapat tambahan dari hasil jual bambu uniknya.    

Sebagai pendiri KPBUN, saya pun berprasangka atau jangan-jangan lantaran karena keberadaan KPBUN sebagai komunitas kaum marjinal, orang pinggiran. Sehingga komunitas ini nggak dilirik Bekraf.

Keberadaan bambu unik ini sendiri memiliki nilai artistik yang tumbuh dan terbentuk secara alami, bisa diperuntukkan sebagai pajangan dekoratif interior, unik, artistik, dan alami. 

Selain bisa sebagai pajangan dekoratif interior, bambu-bambu unik ini juga punya nilai seni artistik dengan spesifikasi keunikannya untuk gantungan kunci, bandul kalung, atau asesoris sejenisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun