Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngaji Deling, Membaca Bambu Mengungkap Makna

19 Maret 2018   03:15 Diperbarui: 19 Maret 2018   03:18 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambu unik (foto Alex Palit)

Uniknya bambu (pring/deling) unik. Selain memiliki sentuhan artistik sebagai karya seni alami, di kalangan bolankers sejati dan pengaji deling -- KPBUN, keunikan alami bambu unik ini juga dinilai mengandung muatan simbol-simbol atau bahasa tanda untuk dimengerti yang tersembunyi didalamnya yang berisikan pesan atau ayat-ayat untuk dibaca dan diterjemahkan oleh manusia.

Adapun keunikan alami bambu-bambu unik inipun disebutnya sebagai kitab tanpo waton, ora tinulis neng diwoco (kitab tak terlihat, tidak ditulis tapi bisa dibaca) yang memuat pesan dari gambaran simbol-simbol atau bahasa tanda yang ada.

Lewat Ngaji Deling ini pula kita diajak membaca bahasa tanda berupa pesan simbolik dari setiap spesifikasi keunikan bambu unik yang terbentuk secara alami untuk kemudian diterjemahkan. Membaca bambu mengungkap makna.

Selain sisi keunikan dan nilai artistik sebagai karya seni alami, ada pula yang meyakini bahwa bambu unik ini memiliki tuah atau kekuatan energi bawaan alami. Sehingga bambu-bambu unik ini ada yang meyakini diyakini memiliki kegunaan, manfaat atau khasiat tertentu sesuai keunikan bentuk wujudnya.

Seperti bambu dengan spesifikasi keunikan tertentu bisa diperuntukan pagar ghoib, penglaris, kewibawaan atau pengasihan. Sudah tentu semua itu tergantung keyakinan personal masing-masing orang meyakini akan kepemilikan tuah atau energi bawaan alami bambu unik tersebut.  

Bahkan di kalangan masyarakat tertentu, nilai artistik keunikan bambu ini adakalanya disimbolisasikan dengan kehidupan.

Lewat simbol-simbol atau bahasa tanda ini kita diajak membaca, menterjemahkan dan memberi arti dari makna pesan yang tersembunyi didalamnya untuk kemudian dipahami oleh tindakan batin atau pengalaman batin, dan kemudian dimaknai lebih jauh lagi dalam tindakan di tengah kehidupan.  

Dalam khasanah budaya, Ngaji Deling inipun oleh leluhur nenek moyang kita dipakai sebagai sarana ajaran budi pekerti sebagai kitab nyoto seng alami sejareno laku urip, kitab nyata yang alami sebagai pedoman hidup.

Dari bahasa simbol-simbol atau bahasa tanda yang tersirat di bambu unik inipun kita diperkenalkan dengan simbolisasi makna dan nilai-nilai yang terkandung, tersurat dan tersirat didalamnya sebagai sarana pedoman ajaran budi pekerti. 

Bahkan banyak pula bahasa simbolik kearifan-kearifan lokal pedoman hidup warisan budaya nenek moyang yang kita kenal hingga kini direpresentasikan seperti di penamaan pada bambu unik.

Menurut filsuf eksistensi Karl Jasper, bahasa tanda ini yang disebutnya sebagai chiffer. Adapun chiffer itu sendiri adalah bahasa tanda yang bisa berupa tanda-tanda rahasia yang ditulis oleh "SangHyang Alam" yang masih tersembunyi bahkan diliputi misteri yang harus dicari sendiri dan dibaca oleh eksistensi manusia itu sendiri, kendati itu berupa dari sepotong bambu unik.

Dalam ngaji deling, selain membaca bambu mengungkap makna, sebagai pembolang kita pun akan terus diantarkan pada ngaji roso dan ngaji diri kepada kesejatian diri kita sendiri. Sampai pada akhirnya akan menuntun kita pada yang disebut oleh sebagai perjalanan spiritual "memahami sejatinya diriNya".

Dari ngaji deling ini pula  kita pun dituntun untuk memahami jatidiri kita yaitu ngaji diri, ora bakal ngerti gustine lamuto ndak ngerti jatidirine. Makanya dalam konteks pemahaman tentang ketuhanan sangatlah penting mengenal dulu jatidiri kita yaitu ngaji sangkan paraning dumadi.

Kendati lewat sepotong bambu, itulah uniknya bambu unik. Di sini lewat sepotong bambu unik, kita pun diajak membaca dan mengagumi tanda-tanda kebesaran alam, sekaligus menjadi bukti atas kebesaran dan kuasa Sang Maha Pencipta, kendati itu lewat sepotong bambu.

Manusia tidak akan mampu menjangkau membuka tabir misteri Dzat Allah, tapi cukup dengan mentafakuri. Lewat tanda-tanda kebesaran alam walau hanya dari sepotong bambu ini akan semakin menebalkan keimanan dan ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta.

Itulah uniknya bambu unik. Selain memiliki nilai artistik sebagai karya seni alami, bambu-bambu unik ini juga tersembunyi simbol-simbol atau bahasa tanda yang berisi "pesan-pesan SangHyang Alam" yang harus dibaca oleh manusia sebagai kitab tanpo waton, tanpo tinulis neng diwoco.

Lewat pring -- deling ini pula kita diajarkan untuk senantiasa kandel eling marang sing peparing, selalu ingat dan bersyukur kepada Sang Maha Pemberi. Semoga!

Alex Palit, citizen jurnalis penyuka dan kolektor bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)

Bambu unik (foto Alex Palit
Bambu unik (foto Alex Palit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun