[caption id="attachment_357806" align="alignleft" width="300" caption="Tokek dan Kodok: JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA"][/caption]
KODOK: Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata... Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati...
TOKEK: Waaah masih nggak bosan-bosannya nyanyikan lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji”
KODOK: Mantap khan lagunya
TOKEK: Tergantung selera pendengar
KODOK: Lagu ini sangat inspiratif
TOKEK: Ada satu lagi lagu yang suka dinyanyikan pak Bos, lirik lagunya juga tak kalah inspiratifnya dengan lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji”, cuma saya lupa judulnya.
KODOK: “Jangan Ada Dusta di Antara Kita” maksudmu
TOKEK : Bener lagu itu
KODOK:Wah kalau sudah menyanyikan kedua lagu ini, saya benar-benar menghayati, penghayatannya keluar dari lubuk hati terdalam
TOKEK: Sampai segitunya ya pak Bos, termasuk sampai-sampai kedua lagu itu berpengaruh dan menyatu luar dan dalam
KODOK: Maksudmu...???
TOKEK: Lain di bibir lain di hati
KODOK: Sempruuul...!!! Buntut-buntutnya kok nggak enak, nyindir aku ya... Kamu nuduh aku suka dusta, lain di bibir lain di hati, gitu ya!
TOKEK: Merasa nggak...???
KODOK: Nggak tuh... Emang kalo iya, masbulo, masalah buat loe
TOKEK: Bosan juga sich tiap hari denger lagunya itu-itu melulu,
KODOK: Emang gue fikirin, ini khan mulut-mulutku sendiri mau nyanyi lagu apa suka-suka gue
TOKEK: Tapi kalo lagunya itu-itu melulu akhirnya empet juga
KODOK: Wah sudah mulai mengkritisi, dasarnya apa...???
TOKEK: Dasarnya, faktanya pak Bos tiap hari lagunya itu-itu melulu, tinggi gunung seribu janji
KODOK: Iya juga sich...!!!
TOKEK: Makanya jangan ada dusta di antara kita, bisa kualat nanti...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H