Mohon tunggu...
Cokie Sutrisno
Cokie Sutrisno Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta blogging

Barlingmascakeb

Selanjutnya

Tutup

Money

IKM Batik Banyumas Ujicoba Destilator Limbah Batik

7 Juni 2018   17:42 Diperbarui: 7 Juni 2018   18:19 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Purwokerto -Dalam rangka penanganan pengelolaan limbah Industri Kecil Menengah (IKM) Batik di Kabupaten Banyumas, IKM Batik yang diidukung oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas, melakukan uji coba alat destilator pengolahan air limbah batik. Uji coba dilaksanakan Kamis (7/6) di Rumah Batik Anto Jamil Sokaraja.

Kepala Bidang Perindutrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Komariah, mengatakan berbagai cara pengolahan limbah cair industri batik telah dilakukan untuk mendapatkan kadar COD yang sesuai dengan standart baku mutu.

"Untuk menangani permasalahan limbah cair, untuk jangka pendek pihaknya memfasilitasi penanganan limbah batik dengan destilator," katanya.

dokpri
dokpri
Menurut Komariah di Banyumas terdapat 65 kelompok IKM, tetapi pihaknya baru bisa menyediakan 10 destilator. Untuk pengaturan Komariah nanti akan menyerahkan kepada Aliansi Batik Banyumas utuk mengatur penempatannya. Seadangkan dalam jangka panjang pihaknya berencana membuat Penananganan Limbah secara komunal.

Imam Purwanto Pimpinan Batik Anto Jamil Sokaraja, mengatakan permasalahan limbah yang dihadapi oleh pelaku IKM Batik muncul sejak tahun 2016. Maka pihaknya minta difasilitasi oleh Pemkab.

"Sebenarnya limbah batik di Banyumas secara umum belum mengkawatirkan, tetapi sebagai warga yang baik, kami tetap berusaha  mengikuti prosedur, sehingga limbah kami ramah lingkungan," kata Imam Purwanto yang lebih akrab dipanggil Anto Jamil.

Sebelum ada destilator pihaknya menangani limbah dengan cara tradisional yaitu dengan mengumpulkan limbah dimasukan dalam Trurn dan dibiarkan.

"Namun membutuhkan waktu berbulan-bulan, agar air menjadi bening, dan limbah padat dapat mengendap" lanjutnya

Ketua Aliansi Batik Kabupaten Banyumas, Fauzan mengatakan destilator yang diujicobakan merupakan penemuan Profesor Riyanto dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

"Cara kerja limbah dimasukan tabung, kemudian dipanaskan sehingga akan menguap, melalui pendinginan air yang keluar sudah bersih sesuai dengan standart baku mutu yang direkomendasikan," katanya.

Untuk IKM di Banyumas rata-rata setiap bulanya menghasilkan limbah cair sebanyak 20 liter. Untuk destilator ini membutuhkan bahan bakar berupa LPG. Untuk LPG 3 Kg bisa digunakan untuk mengolah 60 liter limbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun