Faris pun menulis diari dan puisi tentang bagaimana kesedihannya diganggu oleh teman-temannya disekolah.
"Untungnya guru dan bunda  aku baik dan terus memotivasi kamu bisa Faris", kata dia.
Kini Faris sudah lebih senang menjalani sekolahnya dan ia pun sering diminta tampil sebagai moderator dan menceritakan kisahnya dalam berbagai kesempatan.
Kenali Gejala
Psikiater dan pemerhati autisme  dr Kresno Mulyadi, Sp.KJ menerangkan autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis  berat pada anak sehingga menimbulkan masalah dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Gejala Autis dapat dikenali dengan ciri-ciri  minimnya interaksi  dan  emosi yang labil serta buruknya kualitas komunikasi penyandangnya pada tiga tahun pertama kehidupannya.
Selain itu, penyandang autis memiliki keterbatasan minat serta sering melakukan gerakan berulang disertai respon sensorik yang menyimpang.
Menurut dia, autis dapat disembuhkan melalui dua cara yaitu terapi yang intensif dan terpadu serta melakukan diet khusus bagi penyandangnya.
"Jika ada yang berpendapat autisme sudah baku dan tidak ada lagi harapan itu  paradigma lama,  berdasarkan temuan terbaru gangguan Autis dapat disembuhkan melalui terapi dini secara intensif dan terpadu", kata dia.
Ia menerangkan terapi yang dapat dilakukan meliputi terapi prilaku diantaranya  menggunakan metode yang dikembangkan  Ivar Lovaas dari UCLA yaitu  konsep Aplied behavior Analysis (ABA).
Terapi ABA dilakukan secara intensif selama 40 jam per minggu dalam dua tahun dimana berdasar hasil penelitian  terjadi peningkatan IQ yang besar pada penyandangnya, kata dia.