[caption id="attachment_324313" align="aligncenter" width="600" caption="Pekerja memindahkan elpiji 12 kilogram dari truk ke gudang penyimpanan di salah satu agen di Jakarta. (Foto: Ikhwan Wahyudi)"][/caption]
Pertamina secara resmi menaikan harga elpiji 12 kilogram sejak 10 September 2014 menjadi Rp114.300 per tabung. Pasca kenaikan, sejumlah pihak mengkhawatirkan akan terjadi migrasi pengguna elpiji 12 kilogram ke elpiji tiga kilogram.
Bagi Pertamina tentu saja keputusan menaikan harga elpiji tersebut adalah hal yang sulit dan melalui proses panjang.Ini mengingat sebagai badan usaha dituntut mengelola usaha dengan efisien agar memperoleh keuntungan. Namun pada sisi lain, Â selama ini harga jual elpiji 12 kilogram tersebut belum pada taraf keekonomian alias merugi.
Ternyata sejak 2009-2013 Pertamina harus menanggung rugi sebesar Rp17 triliun karena harus mensubsidi penjualan elpiji 12 kilogram. Tak pelak kerugian tersebut menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan. Dilematis memang, pada satu sisi dituntut untung, pada sisi lain harus mengakomodir kepentingan hajat hidup orang banyak.
Perdebatan tentang kenaikan  harga itu adalah pembicaraan yang tak akan habis dan selalu saja akan banyak pro dan kontra. Mengutip istilah yang sedang trend sekarang saatnya masyarakat harus "move on" pasca kenaikan elpiji 12 kilogram tersebut. Lalu apa yang harus dilakukan agar bisa "move on" ?
Beralih ?
Mungkin solusi paling instan yang ada dalam pikiran masyarakat adalah beralih ke elpiji tiga kilogram. Biasanya untuk beli elpiji 12 kilogram harus merogoh kocek sekitar Rp100.000 sekarang malah nambah jadi Rp115.000. Artinya ada biaya tambahan Rp15 ribu. Sementara, kalau elpiji tiga kilogram cukup Rp15 ribu dapat satu tabung, kalau mau lebih bisa beli tiga tabung baru Rp45 ribu.
Nah, coba pikirkan lagi. Apakah demi menghemat Rp15 ribu kemudian kita yang sebenarnya secara penghasilan mampu untuk membelinya harus beralih?. Apakah itu langkah bijak. Mengingat elpiji tiga kilogram  disubsidi pemerintah serta diperuntukan bagi warga ekonomi menengah kebawah ?.
Disinilah pergulatan kepentingan terjadi. Memilih menyelamatkan keuangan rumah tangga, atau mengalah untuk sesuatu yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan negara. Semuanya bergantung pada kita. Tidak akan ada larangan dan sanksi bagi yang mampu saat memutuskan beralih. Juga tidak akan ada penghargaan bagi yang tetap setia dengan elpiji 12 kilogram walau harga naik. Ambil keputusan terbaik berdasarkan hati nurani.
Selain itu ada beberapa alternatif lain yang dapat diambil menyikapi kenaikan elpiji 12 kilogram .
Pertama, bagi keluarga kecil (ayah, ibu dan satu anak) mungkin dapat mengurangi intensitas memasak dan memilih membeli lauk. Pada satu sisi ini ada kelemahan, karena sebaik-baik makanan tentu yang dimasak sendiri. Namun, jika pedagangnya kredibel dan masakannya enak serta murah why not?.
Berdasarkan hitungan tak jarang biaya yang harus dikeluarkan untuk memasak bagi keluarga kecil jauh lebih besar daripada membeli makanan siap saji. Artinya, opsi ini layak menjadi salah satu pertimbangan karena semakin jarang anda memasak maka elpiji akan semakin awet, bahkan kalau tidak memasak sama sekali, pengeluaran rumah tangga terbebas dari biaya tambahan untuk beli elpiji.
Memasak  cerdas.
Kedua, memasak cerdas diawali dengan membuat perencaan menu untuk satu minggu. Dengan demikian penggunaan elpiji dapat lebih dihemat. Selain itu juga dirancang bahan-bahan yang sehat dan memasaknya tidak memakan waktu lama. Sayur- sayuran, tempe, tahu akan lebih cepat matang ketimbang daging.
Menu dan takaran juga harus diperhatikan, karena jika terlalu banyak masakan yang dipanaskan kembali berulang-ulang pemakaian elpiji menjadi lebih boros. Perencanaan menu yang efisien selain mengurangi pemakaian elpiji juga akan menghemat biaya untuk membeli bahan mentah.
Perawatan
Saatnya untuk merawat kembali peralatan dapur anda yang telah banyak berjasa menunjang kelangsungan hidup selama ini. Pertama sekali yang perlu dicek adalah kondisi elpiji. Lihat kembali tanggal kedaluwarsa tabung untuk memastikan produk yang anda gunakan masih layak. Tanggal kedaluwarsa dapat dilihat pada tubuh tabung  yang di stempel putih dengan format bulan dan tahun dimana masa kedaluwarsa lima tahun setelah diproduksi.Tidak hanya tanggak kedaluwarsa, kondisi tabung juga perlu dicermati. Walau tabung masih baru, namun tampilannya sudah keropos sebaiknya segera diganti karena beresiko.
Tidak kalah penting adalah memeriksa kembali regulator dan karet tabung. Ini penting untuk mencegah terjadinya kebocoran. Selama ini salah satu penyebab terjadinya kebakaran yan bersumber dari tabung gas adalah terjadinya masalah pada regulator dan karet tabung.
Karet tabung gas berwarna hitam itu terletak di leher tabung. Jika karet sudah tipis atau aus akan menyebabkan kebocoran dan bunyi mendesis. Sedangkan regulator merupakan komponen penting yang menyalurkan gas dari tabung ke kompor. Pastikan regulator anda memiliki standar SNI. Saat memasang perhatikan agar terpasang kuat dan rapat. .
Tidak lupa jika anda hendak membeli gas elpiji, belilah di agen resmi karena selain isinya lebih terjamin harganya juga lebih murah dibandingkan membeli di sembarang tempat. Agen resmi akan menjual dengan harga yang telah ditetapkan. Tidak ada salahnya jika ragu soal ketepatan isi timbang dulu sebelum dibeli.
Jika semua langkah tersebut sudah dilakukan selamat kita sudah berhasil "move on" pasca kenaikan elpiji 12 kilogram. Elpiji 12 kilogram pas isinya, pas nyamannya , pasti ada dimana-mana. Kalau semua pas, pasti nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H