Mohon tunggu...
Petrus Rampisela
Petrus Rampisela Mohon Tunggu... wiraswasta -

Dalam 4 milyard tahun, temperatur bumi akan naik menjadi sekitar 350 derajat karena diameter matahari yang terus berkembang. Pada temperatur itu, tidak satupun kehidupan bisa bertahan, jadi kita harus mencari planet lain untuk pindah. Oleh karena itu, seluruh umat manusia harus mencari cara untuk hijrah dan mungkin hijrah inilah yang terbesar dan untuk menyelamatkan umat manusia. Pilihannya cuma dua "Mati atau Hijrah ke Planet lain". Agama pasti tidak akan menyelesaikan hal ini, jadi kita harus mencari kepercayaan yang lain. Kelihatannya TUHAN telah mengirimnya dan dia bernama IPTEK.\r\n\r\n================================\r\n\r\nPernah tinggal di Perancis dari tahun 1987-1993 untuk menyelesaikan program master dan doktor di Centre d'Etudes Nucleaires de Grenoble. Kemudian menjadi dosen di jurusan Fisika MIPA Universitas Hasanuddin Makassar dan kemudian bekerja pada perusahaan kontraktor untuk PLN. \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bertanya Kepada Admin Mengenai Artikel Erianto Anas

27 Februari 2011   15:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Admin yth,

Penghapusan beberapa artikel agama yang ditulis oleh Bung Erianto Anas dan saya (hanya satu artikel) memang adalah hak dari kompasiana sebagai pemilik dari BLOG ini. Beberapa waktu yang lalu tulisan saya mengenai "Fakta Mengenaskan Dunia Islam - Sebuah Renungan Untuk Maju", telah diremoved dan pesan yang saya dapatkan dari admin mengatakan bahwa ada komentar yang tidak disenangi kalangan tertentu, atau sejenis itu.

Pada artikel dari Bung Erianto Anas yth, kalau tidak salah "seminggu di Surga dan Neraka", itu, Admin telah meremoved artikel itu, tanpa kami tahu dimana masalahnya, sehingga para kompasianer juga tidak tahu dimana permasalahan dari artikel itu. Penghapusan artikel Erianto Anas, jika tidak mempunyai alasan yang kuta, hanya akan meruntuhkan kredibiltas Kompasiana sendiri, karena ada kecenderungan, Kompasiana bukan mempersoalkan artikelnya, tapi tidak menyukai orangnya. Jika ada komentar yang tidak baik menurut ukuran kompasiana, yah di removed aja komentarnya tapi bukan meremove artikelnya.

Mungkin saya juga keliru, tapi ada indikasi, bahwa antara admin dan erianto anas, terjadi konflik pribadi yang dibawa-bawa ke Kompasiana. Mudah2an bukan hal ini yang terjadi, tapi saya pribadi merasa Admin trelalu semena-mena memperlakukan Erianto Anas. Untuk itu, kami butuh penjelasan ADMIN.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun