Mohon tunggu...
Petrus Punusingon
Petrus Punusingon Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Trainner

Trainner - Teacher - Influencer - Public Speaker - Marketer - Designer - Photographer - IT Consultan - Early Education Certified Trainner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pseudologia Fantastica

7 September 2024   19:09 Diperbarui: 7 September 2024   19:11 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : betterafter.com

Pseudologia fantastica bukan hanya sekadar kebiasaan buruk atau kecenderungan untuk berbohong. Ini merupakan kondisi yang lebih dalam, sering kali terkait dengan masalah psikologis yang mendasarinya. Beberapa faktor yang dapat memicu atau berkontribusi terhadap perkembangan pseudologia fantastica antara lain:

  1. Trauma Emosional atau Pengalaman Masa Kecil
    Banyak individu dengan pseudologia fantastica memiliki riwayat trauma emosional atau pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan. Kebohongan yang mereka ciptakan bisa menjadi cara untuk melarikan diri dari kenyataan yang menyakitkan dan menciptakan dunia yang lebih ideal atau nyaman.

  2. Gangguan Kepribadian
    Pseudologia fantastica sering kali dikaitkan dengan gangguan kepribadian tertentu, seperti gangguan kepribadian narsistik atau gangguan kepribadian antisosial. Individu dengan gangguan-gangguan ini mungkin menggunakan kebohongan untuk memperkuat citra diri mereka atau memanipulasi orang lain agar mempercayai mereka.

  3. Kebutuhan untuk Mendapatkan Perhatian atau Pengakuan
    Salah satu motivasi di balik pseudologia fantastica adalah kebutuhan untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan dari orang lain. Dengan menciptakan cerita yang dramatis atau fantastis, individu dengan kondisi ini berusaha menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka dan merasakan kepuasan dari pengakuan tersebut.

  4. Keterhubungan dengan Gangguan Mental Lainnya
    Pseudologia fantastica juga sering kali terkait dengan gangguan mental lain, seperti skizofrenia, di mana seseorang mungkin mengalami delusi atau halusinasi, atau gangguan bipolar, di mana fase manik dapat memicu perilaku kebohongan yang berlebihan.

Dampak Pseudologia Fantastica pada Kehidupan

Perilaku berbohong yang berkelanjutan seperti ini dapat berdampak serius pada kehidupan individu yang mengalaminya, serta orang-orang di sekitarnya. Beberapa dampak utama dari pseudologia fantastica meliputi:

  1. Kerusakan Hubungan Pribadi
    Orang dengan pseudologia fantastica sering kali kehilangan kepercayaan dari orang-orang terdekat mereka, karena kebohongan yang terus menerus dan akhirnya terungkap. Hubungan dengan keluarga, teman, atau pasangan sering kali menjadi rusak, karena sulit bagi orang lain untuk mempercayai seseorang yang terus-menerus berbohong.

  2. Masalah Sosial dan Profesional
    Kebohongan yang diciptakan individu dengan kondisi ini sering kali juga merusak reputasi sosial dan profesional mereka. Di tempat kerja, misalnya, jika kebohongan mereka terungkap, mereka bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi masalah serius dalam interaksi sosial lainnya.

  3. Kehilangan Identitas
    Seiring berjalannya waktu, individu dengan pseudologia fantastica dapat kehilangan identitas diri mereka yang sebenarnya. Mereka begitu tenggelam dalam kebohongan yang mereka ciptakan sehingga sulit bagi mereka untuk membedakan antara diri yang sejati dan narasi yang mereka buat.

  4. Kesulitan Hukum
    Dalam beberapa kasus, kebohongan yang diciptakan oleh individu dengan pseudologia fantastica dapat menyebabkan masalah hukum, terutama jika mereka terlibat dalam penipuan atau klaim palsu yang memengaruhi orang lain secara finansial atau legal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun