Mohon tunggu...
Petrus Punusingon
Petrus Punusingon Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Influencer

Trainner - Teacher - Influencer - Public Speaker - Marketer - Designer - Photographer - IT Consultan - Early Education Certified Trainner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pseudologia Fantastica

7 September 2024   19:09 Diperbarui: 7 September 2024   19:11 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : betterafter.com

Pseudologia fantastica, atau kebohongan patologis, adalah kondisi psikologis di mana seseorang secara berulang kali menciptakan kebohongan yang kompleks, dramatis, dan sering kali berlebihan, tanpa alasan yang jelas. 

Kebohongan ini biasanya bersifat fantastis atau imajinatif, dan yang membedakan pseudologia fantastica dari kebohongan biasa adalah bahwa pelaku sering kali mulai percaya bahwa kebohongan mereka adalah kenyataan. 

Dalam banyak kasus, cerita yang dibuat tampak begitu meyakinkan sehingga sulit bagi orang lain untuk meragukan kebenarannya, terutama ketika kebohongan tersebut terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Ciri-Ciri Pseudologia Fantastica

Beberapa ciri utama dari pseudologia fantastica meliputi:

  1. Kebohongan yang Kompleks dan Berkelanjutan
    Orang dengan pseudologia fantastica sering kali mengarang cerita yang sangat kompleks, mencakup banyak detail yang tampak realistis. Kebohongan ini bukan sekadar kebohongan kecil sehari-hari, melainkan narasi yang panjang dan berbelit-belit, sering kali mengandung elemen yang sangat sulit dipercaya atau tampak mustahil, namun disampaikan dengan keyakinan yang luar biasa.

  2. Kebohongan Berfungsi untuk Memperbaiki Diri
    Salah satu ciri dari kebohongan patologis adalah bahwa kebohongan yang diciptakan sering kali melibatkan penggambaran diri yang lebih baik, lebih sukses, atau lebih heroik daripada kenyataannya. Misalnya, seorang individu mungkin mengklaim memiliki karier yang luar biasa, pencapaian yang hebat, atau pengalaman luar biasa yang tidak pernah terjadi.

  3. Keyakinan Terhadap Kebohongan
    Meskipun pada awalnya individu mungkin sadar bahwa mereka berbohong, seiring waktu, mereka mulai mempercayai narasi yang mereka buat. Dalam kasus-kasus ekstrim, individu dengan pseudologia fantastica tidak dapat membedakan antara kenyataan dan kebohongan mereka sendiri, dan mereka hidup dalam konstruksi realitas yang mereka ciptakan.

  4. Kebohongan Tanpa Tujuan Jelas
    Berbeda dengan kebohongan manipulatif yang biasanya digunakan untuk memperoleh keuntungan tertentu, kebohongan dalam pseudologia fantastica sering kali tidak memiliki tujuan yang jelas. Ini bukan tentang mendapatkan sesuatu, melainkan lebih karena kebutuhan mendalam untuk menciptakan dan mempertahankan narasi palsu.

  5. Kebohongan Bertahan dalam Jangka Panjang
    Kebohongan yang diciptakan oleh seseorang dengan pseudologia fantastica sering kali dipertahankan dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun. Pelaku terus-menerus mengembangkan dan menyempurnakan narasi mereka seiring berjalannya waktu, sehingga semakin sulit bagi mereka untuk melepaskan diri dari kebohongan tersebut.

Penyebab Pseudologia Fantastica

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun