Mohon tunggu...
Petrus Punusingon
Petrus Punusingon Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Trainner

Trainner - Teacher - Influencer - Public Speaker - Marketer - Designer - Photographer - IT Consultan - Early Education Certified Trainner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesiapan Keluarga mendukung Masa Transisi Anak dari PAUD ke SD

13 April 2024   16:56 Diperbarui: 13 April 2024   17:25 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minahasa Utara: Sebelumnya Saya sudah membahas tentang Kesiapan Anak dalam masa Transisi PAUD ke SD . Salah satu Kesiapan dalam masa transisi ini adalah Kesiapan Keluarga yang perlu dipahami sebagai sikap dan keterlibatan orang tua atau pengasuh utama lain dalam pembelajaran dan perkembangan awal anak agar anak siap untuk menjalani transisi ke sekolah dasar.

Di Tulisan sebelum sudah dibahas bahwa Seorang anak dikatakan siap bersekolah apabila ia sudah memiliki kemampuan untuk mengelola dirinya dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sosial-emosional, dan kemampuan ini merupakan hasil interaksi anak secara terus menerus dengan berbagai pengalaman di lingkungan anak tumbuh dan berkembang sehingga dapat beradaptasi dengan tantangan belajar di jenjang berikutnya.

Maksud Kesiapan keluarga disini adalah  mencakup sikap, dukungan dan stimulasi dari semua anggota keluarga, yang ditunjukkan dalam keseharian anak sehingga mendukung perkembangan anak secara maksimal.

Sikap orang tua adalah ditunjukkan lewat perilaku, ekspresi, dan pemahaman orang tua terhadap anak. Sikap yang positif orang tua terhadap anak ditunjukkan melalui kehangatan (kasih sayang) serta kepekaan orang tua terhadap kebutuhan anak. Selain itu, kita dapat melihat sikap positif orang tua terhadap anak dari cara komunikasi orang tua terhadap anak, serta cara orang tua merespons perilaku anak.

Dukungan orang tua dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Tujuannya agar anak berkembang secara utuh pada aspek-aspek perkembangan esensial anak, yaitu dari segi fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosi, serta nilai agama dan moral yang juga menjadi landasan dalam beraktivitas.

Stimulasi dalam hal ini adalah kesediaan orang tua untuk menumbuhkan kecintaan terhadap belajar (kasmaran belajar) melalui kegiatan sehari-hari di rumah, serta menyelaraskan aktivitas yang dilakukan di sekolah dengan di rumah. Orang tua memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi dan beraktivitas agar dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.

Keluarga perlu mempersiapkan anak untuk masuk jenjang berikutnya dengan cara memberikan rasa nyaman pada anak, sehingga ketika anak beralih dari keluarga ke sekolah, anak tidak merasa khawatir atau takut. Orang tua yang menerima anaknya dengan segala kelebihan dan kekurangan akan membuat anak memiliki rasa percaya diri. Orang tua yang merasa nyaman dengan pendidikan anak usia dini yang dijalani oleh anaknya akan dapat memberikan pendampingan bagi anaknya.

Lingkungan dan pengalaman belajar di rumah  yang positif akan membuat anak merasa senang dengan kegiatan yang terkait dengan belajar. Penyediaan permainan edukatif akan membangkitkan minat anak untuk mengeksplorasi dan mencoba. Buku-buku yang tersedia di rumah akan membuat anak merasa familiar dengan buku dan tidak merasa tertekan ketika beraktivitas dengan buku.

Tentu saja latar belakang orang tua sangat mempengaruhi kehidupan anak, antara lain keharmonisan keluarga, sosial ekonomi, pendidikan, minat, kesiapan untuk menjadi orang tua.

Kesiapan Keluarga yang baik mencakup kesiapan seluruh anggota keluarga dalam menunjukkan sikap, dukungan dan stimulasi yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapahal berikut, yaitu:

* Konsistensi antar anggota keluarga dalam bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun