Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pencakar Langit Tanpa Akar

2 Mei 2024   07:03 Diperbarui: 2 Mei 2024   07:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjulang menggapai langit hitam
Bukan mau hujan
Tapi, polusi udara
Dan, tak berakar karena penuh sampah

Gedung-gedung megah menggantikan berjuta pohon
Mengisap air tanah sepanjang waktu
Tak sedikit daya listrik terpakai
Atas nama modernisme

Terpenjara dalam gedung-gedung bertingkat
Tak menghirup udara segar sepanjang waktu
Memikirkan masa depan bangsa
Dalam kalut langit kotor

Tak selalu jernih memandang ke depan
Terhalang aneka kepentingan sesaat
Tak peduli kaum papah di sudut kampung terpencil
Asal perut kenyang dengan fasilitas mumpuni

Pencakar langit tanpa akar
Berdiri di atas fondasi tamak
Beranak cucu korupsi yang tak lekang waktu
Merampas berjuta masa depan anak bangsa

Jakarta, 2 Mei 2024; 02.44 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun