Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Di Taman Bunga

30 April 2024   05:59 Diperbarui: 30 April 2024   21:22 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di taman bunga sedang mekar
Beribu kupu-kupu menari di kelopaknya
Sari manis mengalirkan hidup pada rupa yang elok
Tanpa beban menindih sayap-sayap yang berkilau

Di taman bunga sedang mekar
Sedangkan tubuh terkungkung dalam sangkar emas
Jiwa tersandra dalam kubangan rutinitas kerja
Mengisi lumbung yang fana di rumah bumi

Takut menghantui hari-hari hidup
Kesepian datang menerjang bagaikan badai
Terkapar di tepi samudera kesendirian
Terlilit harta dunia yang menyilaukan kalbu

Di taman bunga sedang mekar
Tetapi, hati tak menemukan oase di padang gurun
Fajar merekah disambut kicauan burung
Tetapi, sepi merasuki kalbu yang gelisah

Di taman bunga sedang mekar
Adakah syukur pada hidup ini?
Atau sukma tertutup kabut karir?
Dan, jiwa tenggelam dalam kubangan harta dunia?

Di taman bunga sedang mekar
Seperti kupu-kupu yang merayakan hidup
Datanglah mengecap eloknya
Dan, tak lagi takut, sepi, dan sendiri!

BSD, Tangerang, 30 April 2024; 06.00 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun