Indonesia dan Papua, dua entitas bangsa, yang perlu membuka ruang-ruang percakapan yang lebih luas dan berkelanjutan. Indonesia dan Papua, dua lingkaran utuh, yang di satu sisi berdiri sendiri, tetapi di sisi lain, saling bersinggungan. Karena itu, perjumpaan mutlak perlu dan merupakan sebuah kemendesakan!
Di luar tanah Papua, orang hanya menyaksikan kekerasan, tetapi bagi setiap orang yang hidup di tanah Papua, langsung mengalaminya! Bahwa kekerasan demi kekerasan yang dialami oleh OAP merupakan sebuah kemunduran peradaban bangsa sebesar Indonesia. Kita mengenal Indonesia yang ramah, mengedepankan musyawarah, dialog, untuk mendapatkan kesepakatan dan solusi, tetapi mengapa nilai-nilai baik itu tidak diterapkan di tanah Papua?
Di tanah Papua, kita menyaksikan dan mengalami kematian OAP, termasuk anggota TNI-Polri. Apa yang kita pikirkan? Di mana letak akal budi dan hati nurani kita? Mengapa hati kita terlalu keras dan membiarkan pertumpahan darah ini terus terjadi di tanah Papua? Sampai kapan OAP akan mengalami penderitaan ini?
Martabat kita yang luhur. Kemanusiaan kita yang mulia. Aka budi kita yang terbuka. Hati nurani kita yang penuh empati. Semestinya menggugah kita untuk bilang, "hentikan kekerasan di tanah Papua!" Kita saling berjumpa, bercakap-cakap untuk menemukan solusi atas permasalahan kita bersama. Sebab, martabat pribadi manusia, kemanusiaan universal, itulah yang tertinggi dan yang tertutama di dalam seluruh hidup kita. Janganlah menodai, apa lagi melukainya atas nama apa pun!
05 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H