Rawat yang di dalam,
Ya, di dalam diri
Bukan hanya yang tampil di luar
Sebab, segalanya mengalir dari dalam
Semua bermula di dalam
Bersyukur atau mengeluh
Bersih atau kotor
Sehat atau sehat
Bila mau bersihkan yang di dalam,
Jangan malu menelanjangi diri atau ditelanjangi
Jangan menolak untuk membersihkan diri atau dibersihkan
Jangan menolak untuk mengobati atau diobati!
Seorang ibu tua yang hidupnya sangat sederhana,
bersyukur berulang kali ketika mendapat selembar uang lima puluh ribu
Seorang pria paruh baya, begitu bersyukur tatkala mendapat kesempatan melapor lebih dulu pada saat pesawat yang ditumpangi hendak tinggal landas
Tetapi, tak sedikit orang yang mengeluh hanya karena ide, gagasan pendapat dan karyanya tidak dihargai dengan uang atau ucapan terima kasih
Begitu banyak orang telah menghabiskan waktu dengan marah, dendam, iri hati, kecewa, putus asa, kehilangan harapan, aborsi, seks bebas, narkoba dan lain sejenisnya!
Semua bermula di dalam diri
Lingkungan di luar tetap ada di luar
Bisa jadi kadang kurang bersahabat
Tapi, segala keputusan ada di dalam
Atau hidup benar
Mengalir dalam perbuatan baik penuh kasih
Atau sepanjang waktu hanya mengeluh dan marah?
Lalu, merusak tubuh yang suci ini?
Telanjang
Semua topeng harus ditanggalkan
Segalanya harus terbuka
Agar terlihat jelas
Bersihkan
Pasti sakit dan perih
Luka dan berdarah
Air mata mengalir
Obati dari dalam
Dengan mengakui kerapuhan diri
Dengan memberikan pengampunan
Lalu, sembuh, pulih dan sehat!
Abepura, 09 Maret 2024; 14.41 WIT
[puisi ini telah saya posting di facebook saya, pada 9 Maret 2024, dan diedit kembali untuk pembaca Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H