Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Lapar dan Haus

12 Februari 2024   07:52 Diperbarui: 12 Februari 2024   08:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lapar
Yang haus
Berdiri di depan pintu gerbang
Istana megah
Berbalut emas dan berlian
Tertutup rapat

Bukankah istana megah itu milik rakyat jelata?
Tidak!
Pemiliknya: penguasa, politisi, pengusaha
Yang jelata hanya jadi sapi perah
Kasih kenyang yang berkuasa dan kroninya
Yang jelata tetap melarat!

Yang lapar
Yang haus
Pergi ke tanah lapang
Pegang pacul dan parang
Bukan kebun
Olah tanah

Tanam dan rawat
Tuai hasil berlimpah
Hidup mandiri tanpa mengemis
Tulang dan otot awet sampai usia senja
Daripada mengemis makan dan minum instan
Bikin tubuh semakin lembek dan rapuh

Gerbang emas tertutup rapat
Tapi, hamparan lahan terbuka luas
Tuaian tak pernah habis untuk yang rajin dan tekun
Tak lagi bergantung pada janji politisi
Janji manis sesaat
Lalu, lupa selama berkuasa

Makan dari kebun sendiri
Tak lagi lapar
Minum dari air sumur sendiri
Tak lagi haus
Mandiri tanpa mengemis
Membagi jadi kesukaan

Abepura, 8 Februari 2024; 07.19 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun