jalan berliku penuh onak dan duri
Berhentilah sejenak pada pagi, siang, senja atau malam
Masukilah sukma yang berdiam di dalam tubuh fana
Menelusuri setiap ruang jiwa yang tersembunyi
Dalam tanya sederhana:
Sejauh kaki melangkah ditemani rasa syukur,
Ataukah diiringi keluh kesah, kecewa, marah dan putus asa?
Syukur atau mengeluh akan menentukan ringan atau beratnya ayunan langkah!
Syukur tak bertepi
Dalam situasi apa pun
Bahkan ketika terkapar tak berdaya di tengah jalan
Syukur selalu dapat membangkitkan tubuh untuk bangun dan terus melangkah!
Segala yang ada di luar, apa pun bentuknya
Boleh menyodorkan luka dan darah
Tetapi, jiwa yang bersemayam di dalam hanya perlu menerimanya penuh syukur
Maka, kaki akan ringan melangkah menggapai impian
Syukur tak bertepi
Memang sulit dan sangat berat
Sebab, bagaimana harus bersyukur saat tak berdaya
Saat fitnah dan caci maki datang menyerang
Tetapi, bagi ksatria di jalan ziarah
Bahkan ketika orang menampar di muka
Atau ketika terkena ledakan fitnah
Syukur akan melumpuhkan segala rasa dendam dan marah
Syukur tak bertepi
Jalan merawat hidup yang paling sederhana
Sebab, tak perlu harta dunia untuk membayarnya
Hati yang ikhlas dapat menerima hinaan terkeji dengan senyum
Senantiasalah bersyukur
Sebab, segala cobaan, godaan dan tantangan akan takluk di hadapan hati yang penuh syukur
Setiap orang yang memiliki hati penuh syukur di dalam hidupnya,
Berkat kesabaran dan kerendahan hati tercurah atas hidupnya
Syukur itu seperti air yang memadamkan api amarah
Syukur itu seperti mata air di padang gurun yang melegakan dahaga
Syukur itu seperti segala makhluk yang menantikan turunnya hujan
Miliki hati penuh syukur dan segalanya yang baik akan berlimpah ruah
Kota Sorong, 28 November 2023; 06.38 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H