Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu yang Selalu Terluka

27 November 2023   04:19 Diperbarui: 27 November 2023   05:28 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah Ibu yang tak pernah mengalami luka oleh anaknya?
Tanpa luka Ibu, tak ada anak-anak yang lahir ke tengah dunia!
Tetapi, mengapa Ibu selalu terluka oleh anak-anaknya?
Sebab, anak-anak sudah mati rasa!

Tiadanya rasa syukur anak melahirkan dendam dan amarah!
Marah karena dilahirkan tanpa ayah
Marah karena dilahirkan sebagai orang miskin
Marah karena kurang mendapatkan perhatian!

Tetapi, hati seorang Ibu tak kehabisan kasih sayang
Rahim yang telah mengandung tak dapat menyangkal buah hatinya!
Segala luka dan rasa sakit ditanggungnya dalam diam
Dengan berlinang air mata memanjatkan doa pada malam sunyi

Tak ada seorang pun Ibu tega melukai anaknya
Tetapi, waktu datang membawa perihnya sendiri
Anak-anak tega melukai Ibu tanpa peduli rahim yang telah mengandungnya
Sebab, ego anak-anak selalu tumbuh seperti jamur di musim hujan

Beban berat menindih pundak Ibu yang selalu terluka
Adakah anak-anak yang mau peduli?
Ada, tapi hanya sedikit saja
Sebab, banyak anak lebih suka menuntut daripada memahami Ibunya!

Pada rumah sementara di bumi fana
Ibu adalah surga yang nyata
Sebab, air matanya mengalirkan berkat atau kutuk
Kata-katanya mendatangkan keberuntungan atau maut!

Hormatilah Ibu dalam situasi apa pun
Jangan lagi melukai hati Ibu
Sebab, tanpa Ibu tak ada kehidupan
Dan, pada Ibu segala berkat atau kutuk akan tercurah!

Barang siapa menghormati Ibunya akan menerima berkat
Tetapi, barang siapa menghina Ibunya pasti menuai kutuk
Dan, hidup tanpa doa Ibu seperti rumah tanpa fondasi
Sebab, dari Ibulah hidup dan segalanya bermula!

Kota Sorong, 27 November 2023; 06.12 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun