Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tanah Pengungsian

19 November 2023   06:12 Diperbarui: 19 November 2023   06:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertatih-tatih
Pergi keluar
Tinggalkan tanah tumpah darah
Tak tahu ke mana?
Akan selamat kah?
Akan kembali kah?

Di tanah pengungsian
Tak ada tempat berteduh
Tak ada makanan
Tak ada air minuman
Tak ada sekolah untuk anak-anak
Tak ada layanan kesehatan

Di tanah pengungsian
Gubuk sempit berjubel manusia
Beribu orang berebut sebutir nasi
Setetes embun dinantikan berjuta orang
Pakain lusuh menempel di tubuh-tubuh kurus
Memeluk dingin tanpa sepotong kain selimut

Di tanah pengungsian
Ratapan duka tak pernah berakhir
Isak tangis membela langit yang selalu diam
Air mata mengalir membentuk samudera duka
Siapakah yang akan datang menolong?
Tuhan pun membisu!

Di tanah pengungsian
Teriak minta tolong terdengar sayup
Sebab, letupan senapan lebih keras!
Petinggi bumi sibuk sidang tanpa hasil
Saling veto di ruang ber-AC
Tanpa peduli jerit tangis di tenda pengungsian

Di tanah pengungsian
Masih berharap datangnya pertolongan
Rumah sementara yang layak huni
Selimut dan pakaian yang menghangatkan tubuh
Sekolah darurat bagi anak-anak
Rumah berobat, obat-obatan dan tenaga kesehatan

Di tanah pengungsian
Ada banyak dukacita, tapi tak menghapus sukacita
Ada banyak air mata, tapi tak melenyapkan senyum
Ada banyak jeritan, tapi tak menghilangkan harapan
Sebab, semesta akan mengirim banyak tangan menolong
Datang dengan doa tulus dan hati yang menguatkan jiwa yang patah

Abepura, 19 November 2023; 08.00 WIT

[Untuk semua orang yang sedang mengungsi, apa pun alasannya, saya sungguh-sungguh berempati, dan mengingat Anda semua dalam doa-dosa saya. Amin].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun