"Siapa pun Presiden dan Wakil Presiden yang akan terpilih pada Pemilu 2024, apabila tidak membuka ruang dialog dengan orang asli Papua (OAP), maka bara api Papua Merdeka akan tetap membara dan Papua akan terus bergejolak."Â [Petrus Pit Supardi].
Hari Rabu, 25 Oktober 2023, pasangan Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Gibran Rakabuming Raka mendaftar ke KPU RI. Sebelumnya, pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranonowo-Mahfud MD telah mendaftarkan diri ke KPU RI. Ketiga pasangan Capres-Cawapres ini akan berkompetisi pada Pemilu, 14 Februari 2024.
Capres Anies Baswaden dikenal luas saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Mantan Menteri Pendidikan dan juga Rektor Universitas Paramadina Jakarta. Cawapres Abdul Muhaimin Iskandar pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ia dikenal luas saat terjadi perseteruan di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), antara dirinya dan pamannya, Abdul Rahman Wahid.
Capres Ganjar Pranowo dikenal karena sepuluh tahun terakhir menjabat Gubernur Jawa Tengah. Sebelumnya, ia anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Popularitas Ganjar sempat turun lantaran kasus Wadas dan penolakan penyelenggaraan Piala Dunia di Indonesia. Cawapres Mahfud MD, dikenal luas sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi yang bersih dan berwibawa. Sebagai Menkopolhukam, ia telah menorehkan sejarah pemberantasan korupsi.
Capres Prabowo Subianto, seorang bekas Komandan Jenderal Kopassus. Ketua Umum Partai Gerindra. Jabatan terakhir sebagai Menteri Pertahanan. Ia memiliki catatan hitam dalam operasi pembebasan sandera di Mapenduma, Nduga, Papua dan kasus penculikan aktivis 1998. Cawapres, Gibran Rakabuming Raka, kini menjabat Walikota Solo. Gibran, anak muda yang berani mengambil risiko, melawan arus tradisi perpolitikan di Indonesia.
Pengaruhnya terhadap Papua
Apakah ketiga pasangan Capres dan Cawapres tersebut akan memberikan perhatian terhadap permasalahan Papua? Kita akan melihat pada Visi, Misi dan Program Kerja, yang akan dipaparkan pada saat kampanye. Kita berharap akan menemukan suatu rancangan kebijakan terhadap Papua, meskipun kecil kemungkinan. Sebab, selama ini, dari Presiden ke Presiden, Papua hanya ditengok, dilihat, dilirik sebatas sumber daya alamnya. Manusia orang asli Papua, tidak mendapatkan perhatian lebih serius.
Anies-Muhaimin, tidak memiliki pengalaman spesifik tentang Papua. Retorika Anies, tidak akan mampu meredam isu Papua Merdeka. Demikian halnya, senyum Muhaimin tidak akan meluluhkan hati orang Papua untuk Merdeka.
Ganjar-Mahfud juga tidak memiliki ikatan emosional dengan Papua. Ganjar begitu mendukung Palestina Merdeka sampai menolak pagelaran Piala Dunia hanya karena ada Tim Sepak Bola Israel. Sementara Ganjar lupa, orang asli Papua selama ini banyak mati di tangan aparat militer Indonesia, seperti perlakuan Israel pada Palestina. Demikian halnya, Mahfud-lah yang mendukung pelabelan kelompok teroris pada para pejuang Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPN-PB).
Probowo-Gibran dikenal di Papua, sebatas Probowo pernah memimpin pembebasan sandera di Mapenduma, Nduga. Gibran, anak Jokowi, seorang Presiden yang selama berkuasa lebih dari sepuluh kali ke Papua. Tetapi, kehadiran Jokowi tidak membuat Papua menjadi lebih baik.
Kita melihat bahwa ketiga Capres-Cawapres tidak akan memberikan harapan baru pada Papua, meskipun demikian, kita tetap berharap Presiden yang akan terpilih, 2024-2029, dapat menangani permasalahan Papua secara holistik: pelurusan sejarah Papua, penyelesaian pelanggaran HAM, pembangunan berbasis keadilan bagi orang asli Papua (OAP) dan tidak lagi ada marginalisasi terhadap OAP dengan kebijakan kependudukan yang terukur.
Berani Buka Tuang Dialog
Kita melihat selama ini, pembangunan di Papua sekedar demi "membungkam" aspirasi Merdeka. Kita belum melihat ketulusan Indonesia dalam menyejahterakan orang asli Papua. Hal itu tampak jelas di dalam kebijakan-kebijakan untuk Papua sangat minim, bersifat parsial, aksidental dan tidak holistik.