Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya yang Mematikan

15 Oktober 2023   05:13 Diperbarui: 15 Oktober 2023   07:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit berkilauan pada malam sunyi
Tapi, bukan cahaya bulan
Melainkan ledakan bom
Lalu, tubuh terkapar dalam reruntuhan gedung

Perang berkecamuk tanpa henti
Bikin sengsara manusia
Suara tangis memecah kebisuan malam
Tapi, siapa dapat menolong?

Jet tempur memuntahkan bom
Peluru melintasi langit malam
Atas nama melindungi tanah air
Atas nama menghabisi teroris

Cahaya semestinya membawa selamat
Tapi, congkak, dendam, amarah
Mendatangkan cahaya maut
Menyisakan reruntuhan gedung dan tumpukan jasad

Jadilah pembawa cahaya
Bukan yang mematikan
Bukan pula yang membunuh
Tapi, yang menuntun kepada hidup berlimpah berkat

Jadilah pembawa terang
Menerangi kegelapan malam sunyi
Memberi keamanan dan kenyaman
Bukan, merenggut nyawa saat tubuh terlelap

Jadilah pembawa cahaya
Bukan cahaya kematian
Melainkan cahaya kehidupan
Tanpa perang, bom, roket, peluru

Abepura, 15 Oktober 2023; 07.06 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun