Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan dan Anak Jadi Korban Kebrutalan Perang

12 Oktober 2023   06:25 Diperbarui: 12 Oktober 2023   06:39 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika rahim terkoyak
Dan anak-anak mati terkulai
Siapakah dapat menjamin keberlangsungan hidup?
Tidak ada!
Maka, tamatlah sejarah peradaban di rumah bumi!

Dalam perang,
Rahim terkoyak
Hancur berantakan
Tamatlah riwayat kehidupan
Dan, usailah sejarah manusia di rumah bumi!

Dalam perang,
Perempuan selalu yang paling menderita
Daya terkuras dalam pikiran
Tak terselamatkan karena gempuran peluru dan bom
Seketika maut menjemput ke alam baka

Dalam perang,
Rahim yang mengandung keguguran
Susu yang menyusui tak mengalirkan air susu
Tak ada lagi pelukan hangat pada bayinya
Sebab, hanya tersisa jasad kaku

Dalam perang,
Anak-anak generasi penerus tak berdaya
Lari tak bisa
Bersembunyi pun tak ada tempat aman
Hanya ada kematian pada anak-anak

Dalam perang,
Anak-anak mati terkulai
Tanpa tahu mengapa mati belia?
Sebab, bom dan peluru hanya membunuh dalam sepi
Tak peduli anak kecil sekalipun!

Dalam perang,
Anak-anak berjuang selamat
Tetapi, apa daya tak sebanding dentum bom
Lalu, tubuh mungil terurai
Dan, tidur selamanya dalam hening

Wahai penguasa dunia
Lihatlah ibumu
Lihatlah anak-anakmu
Jangan lagi mengorbankan perempuan dan anak-anak di medan perang!
Jangan lagi menjantuhkan bom dan memuntahkan peluru!

Setiap perempuan adalah ibu kehidupan
Setiap anak adalah generasi penerus rumah bumi
Hentikan perang yang hanya melukai dan membunuh perempuan dan anak-anak
Hentikan perang atas nama apa pun, karena perempuan dan anak-anak paling menderita!
Jangan lagi membunuh perempuan dan anak-anak di medang perang!

Wahai penguasa dunia
Malu, malu, malulah saat memandang jasad perempuan dan anak terlentang tanpa daya
Hentikan perang yang hanya membunuh kaum kecil dan tertindas!
Sebab, di dalam perang ibumu dan anak-anakmu pun sedang terbunuh!
Lalu, diri sendiri akan terempas ke dasar kematian kekal!

Abepura, 12 Oktober 2023; 08.12 WIT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun