Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petik Bintang

8 Oktober 2023   05:47 Diperbarui: 8 Oktober 2023   05:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada puncak gunung yang mempesona
Lembah berselimutkan awan putih berkilau
Kicauan burung menghibur jiwa
Gemercik air menggetarkan sukma
Memandang ke Timur
Langit jingga menghangatkan tubuh
Menyambut datangnya sang mentari

Luar biasa
Mengagumkan
Sukma bergetar
Jiwa terkoyak
Mencabik ego

Mata jernih memandang
Membongkar kesombongan
Menata kerapuhan
Menyusun hidup baru

Dalam hening di puncak gunung
Alam mengingatkan
Alam mengajarkan
Perbanyak syukur
Hidup sebagaimana adanya
Memancarkan kepolosan
Tanpa kepalsuan
Tanpa topeng

Memandang ke Timur
Jangan lupa melihat ke bawah
Ada keindahan menakjubkan
Bukan hanya kilauan awan putih, kicauan burung dan gemercik air
Tapi jeritan dan tangis orang miskin
Anak-anak gizi buruk yang terlupakan
Anak-anak usia sekolah yang tak bisa bersekolah
Dan, ribuan orang di pengungsian tanpa kepastian masa depan

Keindahan di gunung "petik bintang" selalu mempesona
Janganlah hati terpikat dan mau tinggal di sana
Tapi, turunlah ke lembah paling rendah
Pergi memeluk jiwa-jiwa sedang yang kedinginan
Pergi mengulurkan tangan bagi tubuh-tubuh yang tak kuat berjalan
Pergi memberikan setetes air pada yang haus dan lapar

Dari puncak gunung "petik bintang"
Embun mengalirkan air hidup
Dan, sang mentari memancarkan hidup baru
Segala sikap egois, tamak dan palsu telah bersih dari tubuh
Turun ke lembah dengan suasana batin yang baru
Mulai lagi hidup baru tanpaterikat pada dunia fana
Dari "petik bintang" untuk dunia yang benar, adil dan penuh kasih
Sebab alam semesta telah mengajarkannya!

Wisma Trianabo, Ayawasi, Maybrat
06 Oktober 2023; 05.54 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun