Di rumah bumi ini
Pada padang pengembaraan ini
Tak ada sesuatu apa pun saling terpisah
Di sini,
Di jalan ziarah ini
Tak ada siapa pun bisa hidup sendiri
Tak ada apa pun bisa berdiri sendiri
Sebab, siapa pun dan apa pun saling terhubung
Seluruhnya datang dari rahim sang Ilahi
Dan, menyatu bersama dengan-Nya
Semua menjadi saudara, tanpa saling membedakan!
Tetapi kenyataan berkata lain,
Porak poranda, terpecah-belah
Hancur lebur, tersisa arang dan debu
Peperangan tak terhindarkan
Hutan alam pun terluka parah
Perut bumi sobek berserakan
Samudera penuh sampah
Udara pun sangat kotor
Lalu menyisakan apa di sini?
Luka, darah dan air mata!
Air mata mengiringi langkah ke luar dari tanah kelahiran
Dan, menyandang status pengungsi!
Air mata membasahi jasad-jasad kaku
Meratapi kematian demi kematian tiada hentinya
Hati teriris oleh kesusahan tak bertepi
Manusia dan alam sedang terseret ke muara kepunahan!
Saling terhubung bukan sebaliknya saling melukai
Saling melengkapi supaya lebih hidup
Saling menghidupi supaya bertambah banyak
Bukan saling memangsa dan akhirnya punah!
Wisma Trianabo, Ayawasi, Maybrat
03 Oktober 2023; 06.00 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H