Rumah bumi sedang porak-poranda oleh peperangan
Ideologi, kekuasaan, kapitalisme tak terkontrol menghancurkan manusia
Manusia harus pergi meninggalkan tanah leluhur ke negeri asing demi selamat
Perpisahan selalu meninggalkan jejak luka tak terobati
Seperti seorang ibu yang kesakitan saat melahirkan, begitulah sakitnya meninggalkan tanah tumpah darah
Luka mengaga mengalirkan darah tak terbendung
Melahirkan penderitaan, isak tangis, air mata dan kematian tak berujung
Menerjang badai di tengah samudra luas berharap selamat
Melintasi rimba pada malam kelam dan siang berkabut
Mencari rumah aman tanpa kekerasan dan perang
Tetapi, tak seorang pun menjamin selamat atau tidak!
Sering tenggelam dan membeku di dasar samudra tanpa pesan apa pun
Mati tertimbun reruntuhan tanah longsor tanpa ada yang menolong
Terkulai di tenda pengungsian tanpa kepastian akan tiba di rumah damai
Getir sukma pada jasad kaku menyisakan linangan air mata Â
Perang berujung kesengsaraan dan kematian
Perang memaksa orang meninggalkan tanah kelahirannya
Lalu, tersisa isak tangis dan ketidakpastian masa depan
Maut selalu mengintai di setiap langkah mencari selamat
Abepura, 20 Juni 2023; 07.26 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H