Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gejolak Batin

13 Maret 2023   13:00 Diperbarui: 22 April 2023   05:23 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awan gelap menurunkan hujan tatkala senja
Malam datang dengan sejuta tanya
Mengapa mementingkan diri sendiri?
Mengapa mengabaikan sesama manusia dan alam yang sedang menjerit?

Tinggal di dalam rumah adat
Mendengarkan nasihat bijak warisan leluhur
Tinggal di dalam rumah Tuhan
Mendengarkan nasihat hidup benar di hadapan Sang Khalik

Pergi ke luar
Mencari bibit ilmu dan pengetahuan
Menimba kebijaksanaan dari sumur sekolah
Gelar keahlian melekat pada nama dan diri

Hujan semakin lebat pada malam gelap
Badai menembus sukma
Menyentak jiwa mencari jawaban
Apa makna memiliki adat, agama dan pendidikan tinggi?

Di sini semua berlawanan arah
Adat sebatas kata-kata bijak tanpa tindakan
Agama sebatas nasihat moral tanpa keteladanan
Pendidikan sebatas gelar tanpa simpati, empati dan solider!

Melihat orang miskin tetapi menumpuk harta kekayaan tanpa mau berbagi
Mendengar teriakan minta tolong, tetapi tidak mau menolong
Mata sudah buta tertutup gemerlap dunia
Telinga sudah tuli tertutup pikiran dan sikap egois

"Oh..kasian!"
Hanya sebatas kata tanpa tindakan
Orang miskin tetap merana
Orang kaya hidup di dalam kemewahannya

Berharap besok pagi sang kejora bersinar
Mencairkan hati yang beku
Menghangatkan tubuh yang dingin
Menumbuhkan benih kasih

Kata-kata bijak berbuah uluran tangan kepada orang miskin
Tidak lagi mengumpulkan harta kekayaan bagi diri sendiri
Tidak lagi saling mengabaikan dan melukai
Ilmu dan pengetahuan berbuah tindakan hidup selaras alam

Hari telah siang
Berjalan selaras alam di bawah terang sang Ilahi
Menabur benih kasih kepada semua makhluk
Dan, mata air jernih pun mengalir ke penjuru bumi

Abepura, 09 Maret 2023; 08.20 WIT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun