Terkungkung dalam dekapan keluhan sepanjang waktu
Sang mentari bersinar cerah, aku mengeluh terlalu panas
Langit menurunkan hujan, aku mengeluh tak bisa bepergian
Jatungku tak lagi mengalirkan darah syukur
Tak menyadari diri yang teramat rapuh tak berdaya
Nafas hidup pemberian sang Ilahi tak pernah disyukuri
Tetumbuhan dan segala jenis satwa sumber protein dan gizi yang menumbuhkan tubuhku tak dipedulikan
Sepajang hidupku diliputi keluhan tak berkesudahan!
Siapakah aku?
Mengapa aku hanya memiliki keluhan!
Bukankah mengeluh tak menyelesaikan apa pun?
Mengapa jantungku mengalirkan darah mengeluh?
Pada hujan rintik-rintik dan dingin,
Sukma mencair dari kebekuannya
Menghangatkan jiwa yang tak memiliki rasa syukur
Membangkitkan roh yang terlelap dalam egoisnya
Jangtungku tak lagi mengalirkan darah keluhan
Darah syukur kini mengalir ke seluruh tubuhku
Bersyukur di saat panas atau hujan
Bersyukur pada waktu malam atau siang
Syukur menjauhkan jiwa dari sikap mengeluh
Syukur membasuh keinginan mau menang sendiri
Syukur melenyapkan sikap egois, sombong dan angkuh
Syukur membersihkan tindakan tak adil kepada sesama manusia dan alam
Perbanyak syukur
Hidupku menjadi damai dan bahagia
Tak ada lagi waktuku untuk mengeluh
Sebab, susah atau senang aku terima dengan penuh syukur
Abepura, 1 Desember 2022; 09.00 WIT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI