Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Sakral yang Menyeramkan

21 Oktober 2022   01:58 Diperbarui: 21 Oktober 2022   02:00 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jubah-jubah putih berkilau

Memancarkan terang sang Ilahi

Menarik berjuta-juta makhluk datang mendekat

Mengharapkan hidup berlimpah rezeki 

Pada altar-altar suci berdiri gagah kaum terpilih

Memimpin kawanan menghadap sang Ilahi

Mewakili segenap makhluk di hadapan yang Mahakuasa

Menjadi penghubung antara yang profan dan sakral 

Pada mimbar-mimbar terhormat di rumah-Nya

Mengenakan jubah kebesaran mewartakan kasih Ilahi

Menyerukan segenap makhluk menjaga kesucian diri di hadapan Tuhan

Menggemakan pujian dan hormat bagi sang Ilahi

Ruang sakral tak selamanya sakral

Jubah putih tak menjamin hidup suci

Pekik nasihat dari mimbar sebatas retorika

Perilaku hidup tak sejalan dengan ayat-ayat suci yang terlontar dari altar

Menyeramkan!

Jubah putih sekedar menutup perilaku bejat

Atas nama sang Ilahi memuaskan birahi

Berjuta tunas muda layu dan gugur di ruang-ruang sakral itu

Menyeramkan!

Hidup mewah di istana-istana megah

Kendaraan, makan, minum terjamin

Bersenang-senang di atas keringat dan air mata umat miskin

Menyeramkan!

Jubah dan ruang sakral tempat meraup untung

Menghalalkan korupsi dana umat miskin atas nama Tuhan

Membungkam suara kritis dengan ayat-ayat suci sang Ilahi

Menyeramkan!

Jubah putih kini telah menjadi hitam pekat!

Tuhan muak melihat para hamba-Nya yang rakus, sombong, pencuri, hedonis

Tuhan sudah lari meninggalkan ruang-ruang sakral itu

Waspadalah!

Bersihkanlah rumah, mimbar, altar-Nya dari para penjahat kelamin

Bersihkanlah rumah, mimbar, altar-Nya dari para koruptor, pencuri

Bawalah kembali Tuhan dan jubah putih itu memasuki rumah-Nya yang kudus


Hotel Vega Sorong, 21 Oktober 2022; 03.53 WIT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun