Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pusar Tanda Mata Mama dan Anak

20 Oktober 2022   05:55 Diperbarui: 20 Oktober 2022   05:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Mama ada kehidupan

Pada Mama ada keabadian

Bahkan Isa Al Masih, Yesus pun tinggal dan hidup dalam rahim perempuan Miryam, Maria

Bahkan Isa Al Masih, Yesus pun menyusui dari buah dada perempuan Miryam, Maria

Mama dan anak

Rahim awal mula hidup manusia

Satu napas

Satu piring makan

Mama dan anak

Membuka jalan keluar manusia baru ke dunia

Meskipun harus menahan sakit tak terhingga

Menebar senyum tatkala pekik tangis terdengar

Mama dan anak

Dua buah dada

Menyusui tanpa mengeluh

Tangan mendekap erat siang malam

Mama dan anak

Menahan sakit tak terhingga

Perpisahan dari rahim ke dunia berlumur darah

Perih tatkala tali pusar terputus

Mama dan anak

Jejak tertinggal pada setiap tarikan napas anak

Jejak terlihat pada pusar pusat hidup

Wajah mama ada di sana

Mama dan anak 

Pada mulanya satu

Satu napas

Satu piring makan

Mama dan anak

Tak ada apa pun dapat memisahkannya

Tubuh fisik bisa berpisah

Jiwa dan roh tetap menyatu di dalam rasa

Mama dan anak

Merajut kisah cinta sejak awal persemaian dalam rahim

Badai tak dapat menghapus cinta keduanya

Maut sekalipun tak dapat memisahkan keduanya

Anak ...,

Di manakah cinta dan baktimu pada Mama?

Di manakah napas dan air susu Mama?

Di manakah pusar itu?

Anak ...,

Pada setiap jalanmu, pikiranmu, tutur katamu dan perbuatanmu

Ingatlah Mama: rahim, satu napas, satu piring makan

Lihatlah tali pusarmu: Mama ada di sana!

Sorong, 20 Oktober 2020; 07.34 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun