Pada lorong sunyi dan sepi
Terbaring tubuh-tubuh rapuh
Ringkih tak berdaya di hadapan badai malam
Dingin menusuk kalbu
Orang-orang miskin
Orang-orang cacat
Orang-orang sakit
Orang-orang terlantar
Tak memiliki tempat meletakkan kepala
Tak memiliki lumbung makanan
Tak memiliki jaminan kesehatan
Tak memiliki jaminan keamanan
Berharap pada pertolongan sang Ilahi
Berharap pada uluran tangan sesama
Masih adakah hati yang mau peduli?
Masih adakah hati yang berbelas kasih?
Dunia semakin gelap
Mata telah buta
Telinga sudah tuli
Hati sudah membeku
Hidup hanya untuk diri sendiri
Bergelimang harta di atas penderitaan orang lain
Tangan sudah berat tak terulur
Mulut memuntahkan sumpah serapah pada orang miskin
Sadarlah! Sadarlah! Sadarlah!
Hidup di dunia fana bagaikan bunga mekar pada pagi hari dan layu tatkala senja menjemput
Janganlah menahan harta kekayaan untuk diri sendiri!
Berbagilah dengan sesama yang membutuhkan
Harta paling berharga bukanlah emas
Harta paling berharga bukan properti
Harta paling berharga bukan nama baik
Harta paling berharga bukan jabatan dan kekuasaan
Harta paling berharga adalah hati penuh belas kasih
Harta paling berharga adalah menolong sesama tanpa pamrih
Harta paling berharga adalah memeluk orang miskin, papah dan rapuh
Harta paling berharga adalah menjadi kecil di hadapan sang Ilahi, sesama manusia dan alam semesta
Abepura, 13 Maret 2022; 08.08 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H