Aku hidup dalam kenyataan diskriminasi atas nama agama mendominasi seluruh aspek kehidupan
Aku melihat dan mengalami diskriminasi atas nama agama
Aku melihat dan mengalami agama mayoritas harus selalu menang dalam segala macam urusan
Bahkan urusan mendirikan rumah Tuhan sekalipun mengalami penolakan lantaran tak seiman
Aku pun bertanya:
Tuhan Allah,
Sang Ilahi,
Apa agama-Mu?
Mengapa manusia beragama menyembah-Mu sambil menolak dan mengutuki sesamanya yang berbeda iman?
Mengapa Engkau membisu tatkala manusia merendahkan sesamanya yang berbeda atas nama-Mu?
Mengapa Engkau membiarkan manusia merendahkan sesamanya hanya karena berbeda iman dan keyakinan?
Siapakah Engkau ya Tuhan Allah?
Aku pun bertanya:
Agama untuk siapa?
Agama untuk apa?
Apa makna manusia menganut agama?
Sebab, pada jalan-jalan dunia ini,
Agama telah memisahkan manusia!
Manusia hidup dalam dominasi mayoritas agama
Kaum minoritas terempas ke dalam kubangan lumpur
Perbedaan agama melahirkan sikap prasangka dan saling mencurigai tanpa batas
Tembok-tembok hidup dibangun atas nama agama
Doktrin dan dogma agama memisahkan umat manusia
Padahal, di hadapan sang Pencipta semua manusia sama!
Tanggalkan topeng agama
Jadilah manusia sejati
Menerima dan menghormati sesama manusia dengan segala perbedaannya
Hidup damai tanpa saling mencurigai satu sama lain
Sebab, semua manusia datang dari satu Rahim
Rahim Sang Ilahi
Persiapan jalan pulang kepada-Nya berbeda-beda, tetapi tujuannya satu dan sama:
"Kembali memasuki rumah Rahim-Nya!"
Abepura, 10 September 2022; 07.17 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H