Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetua Adat dan Gembala Selamatkan Papua

19 Februari 2022   09:11 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:14 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari di Papua terasa terlalu dekat pada kematian. Bukan hanya manusianya yang mati, tetapi juga budaya, adat, alam dan tempat-tempat keramat. Papua seolah-olah tidak bertuan, sehingga tidak ada yang mau peduli pada penderitaannya. 

Padahal, sesungguhnya Papua memiliki tuan. Siapakah tuan itu? Di mana para tuan berada ketika Papua mengalami penderitaan dan kematian tak berujung?

Tetua Adat Pagar Pelindung Papua

Jauh sebelum agama Protestan dan Katolik datang ke Papua, orang Papua telah hidup dalam komunitas-komunitas yang dipimpin oleh tetua adat. Seluruh aktivitas komunitas berada dalam perlindungan tetua adat. 

Sebab, tetua adatlah yang memiliki peran menghubungkan manusia dengan sesamanya manusia, alam dan juga roh leluhur dan sang Realitas Tertinggi. Karena itu, tetua adat memiliki posisi strategis di setiap komunitas adat dan budaya orang Papua.

Seorang tetua adat memiliki hati bersih. Sebab, ia bertindak sebagai pengantara antara yang profan dan sakral. Tanpa, hati bersih, tetua adat tidak memiliki daya magis, kekuatan alamiah berkomunikasi dengan alam dan leluhur. Seorang tetua adat memegang erat kewajiban berupa pantangan yang tidak boleh dilakukannya demi menjaga harnomi dirinya dengan alam dan leluhur.

Peran tetua adat diperoleh seturut kebiasaan di setiap suku. Ada suku yang mewariskan peran-peran tetua adat secara turun-temurun sesuai garis adat. Ada pula berdasarkan pemilihan oleh tetua adat berdasarkan kecakapan dan kemampuan mengelola komunitas adat. 

Apa pun kriterianya, seorang tetua adat diharapkan menjadi penghubung manusia dengan manusia, alam, leluhur dan sang Realitas Tertinggi. Karena itu, seorang tetua adat harus memiliki hati bersih, sederhana, rendah hati dan terbuka mau "memeluk" seluruh anggota komunitas tanpa membeda-bedakannya! Aspek keteladanan hidup baik mutlak melekat pada diri tetua adat.

Kehadiran Gereja, semestinya berdampak sangat positif. Sebab, tetua adat memiliki rekan sekerja dalam memelihara masyarakat adat. Bersama Uskup, Pastor dan Pendeta, para tetua adat dapat memastikan kondisi hidup warga anggota komunitasnya selamat, hidup damai sejahtera.

 Uskup, Pastor, Pendeta "Gembala" untuk Papua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun