Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Tangis dari Rimba Papua

30 Desember 2021   10:37 Diperbarui: 30 Desember 2021   10:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamparan hutan hijau perlahan lenyap
Kicauan burung sudah jarang terdengar
Mata air jernih semakin kering dan hilang
Tempat sakral: pohon, kali, batu sudah hilang!

Papua, manusia, budaya dan alam menjerit kesakitan
Papua, terluka parah oleh investor
Papua, terluka oleh tentara dan polisi
Papua, terluka oleh buruknya layanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi

Suara tangis membahana memecah keheningan rimba Papua
Pergi meninggalkan rumah pada subuh yang sedang membeku
Mencari selamat dalam naungan rimba
Sebab, di kampung singa dan hari mau bengis mengaum mencari mangsa

Air mata dan darah datang membanjiri Papua
Pergi ke rimba, tak ada jaminan selamat
Bertahan di kampung maut datang lebih cepat
Ke mana Papua akan mencari aman, damai dan selamat?

Wahai penguasa dunia
Hentikan congkak dan murkamu atas Papua
Datanglah masuk dalam rumah Papua
Duduk bicara dengan Papua

Wahai penguasa dunia
Hentikan segala bentuk operasi militer terhadap Papua
Bukalah ruang dialog bersama Papua
Dengarkan hasrat jiwa Papua

Wahai penguasa dunia
Hapuslah air mata dan darah Papua
Bawalah pengungsi pulang ke rumah Papua
Hidup aman, damai, bahagia dan umur panjang di rumah Papua

Mauama, 30-12-2022; 07.15 WITA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun