Hidup bermula di dalam rahim
Tak seorang pun dapat memilih rahim yang mana
Meninggalkan kenyamanan rahim
Mengawali hari-hari di dunia penuh onak dan duri ini dengan tangis
Lahir, tumbuh, berkembang
Bergerak, berjalan, melintasi bumi
Titik demi titik terlewati
Tak pernah tahu kapan akan tiba di terminal akhir?
Terus melangkah seturut bisikan semesta
Tanpa memikul bekal dari dunia ini
Mengharapkan tetes embun yang datang menghampiri
Cukup untuk mengisi lambung dan melepaskan dahaga
Hari berganti tanpa memudarkan tujuan akhir
Siang atau malam hati tertuju pada keabadian
Tak terikat pada tawaran kenikmatan zaman
Menjadi bebas dengan diri sendiri dan dunia ini
Melangkah penuh keyakinan menggapai keabadian
Melewati terpaan badai, padang gurun dan jalan berduri
Menjadi telanjang agar tak ada sehelai sutra dapat mengikat diri di dunia
Bebas memasuki gerbang keabadian.
[Mauama, Malaka, NTT, 28 Desember 2021; 15.06 WITA]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H